Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah mendorong untuk mencapai kondisi APBN tanpa defisit melalui pengembangan pembiayaan kreatif dan inovatif. Dalam Penyampaian Rancangan APBN Tahun Anggaran 2026, pemerintah mengalokasikan belanja negara sebesar Rp 3.786,5 triliun dengan target pendapatan negara mencapai Rp 3.147,7 triliun, dengan defisit anggaran sebesar Rp 638,8 triliun. Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk mengurangi defisit anggaran sekecil mungkin, bahkan berharap agar pada suatu saat APBN bisa mencapai keadaan tanpa defisit sama sekali.
Upaya pengurangan defisit ini akan melibatkan efisiensi anggaran serta pembangunan pembiayaan yang tidak hanya mengandalkan APBN. Prabowo meminta dukungan dari seluruh kekuatan politik di Indonesia untuk menghilangkan kebocoran anggaran dan menekan segala bentuk kerugian. Selain itu, pembangunan pembiayaan juga harus dilakukan secara kreatif dan inovatif agar APBN bisa adaptif terhadap guncangan global, tetap sehat, dan kredibel.
Penerimaan perpajakan akan terus ditingkatkan sambil menjaga iklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha. Insentif fiskal juga akan diberikan secara terarah dan terukur untuk mendukung aktivitas ekonomi strategis. Prabowo juga menekankan pengelolaan sumber daya alam yang lebih efisien dan produktif guna mendukung kemakmuran rakyat serta menghasilkan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Dengan mengembangkan pembiayaan kreatif dan inovatif, serta meningkatkan efisiensi anggaran, Prabowo berharap dapat mengarahkan APBN ke arah yang lebih stabil dan sehat, tanpa defisit yang merugikan.