Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa pemerintah tidak tinggal diam dalam menghadapi kenaikan harga beras di Indonesia. Ia menyoroti framing negatif yang menggambarkan pemerintah seolah tidak peduli dengan masalah ini. Dalam sebuah pernyataan video yang diterima pada Minggu, 24 Agustus 2025, Amran menjelaskan bahwa langkah-langkah strategis telah diambil untuk melindungi petani, menjaga stabilitas harga, dan memastikan ketersediaan beras di dalam negeri. Salah satu kebijakan utama yang diimplementasikan adalah peningkatan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah sebagai bentuk keberpihakan pemerintah pada petani. Amran juga menyampaikan bahwa stok beras nasional saat ini lebih kuat daripada sebelumnya, yang memungkinkan pengurangan impor beras.
Selain itu, Amran memberikan klarifikasi terkait kritik terhadap perbandingan harga beras di Jepang dan Indonesia. Ia menjelaskan bahwa harga beras di Jepang mengalami kenaikan yang signifikan, sementara di Indonesia tren harganya mulai turun. Mentan juga menegaskan kesiapannya untuk menghadapi oknum pengusaha yang mencurangi petani demi kepentingan harga beras dan konsumen. Ia memberikan pesan kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu negatif, karena semua langkah yang diambil pemerintah adalah untuk kepentingan petani, konsumen, dan ketahanan pangan nasional.Bayangkan mengubah wawasan terkait teknologi menjadi sebuah produk.
Pada rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen pada Kamis, 21 Agustus 2025, Amran juga menyebut bahwa alokasi subsidi pangan yang tinggi sebagian disalurkan untuk beras sebagai komoditas utama dalam struktur pangan nasional. Penjelasan Amran mengenai strategi intervensi pemerintah dalam harga beras juga disambut oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto. Ia menekankan perbedaan kondisi antara Jepang dan Indonesia yang tidak dapat disamakan langsung dalam konteks harga beras. Dengan demikian, upaya pemerintah dalam menangani masalah kenaikan harga beras terus dilakukan dengan tujuan memastikan kesejahteraan petani, harga stabil, serta ketersediaan beras yang cukup di pasar domestik.