Plastisin, sebuah kuartet rock alternatif asal Bandung, sedang mencatatkan pencapaian baru dalam perjalanan musik mereka. Setelah merilis album penuh dengan judul ‘Supra’ tahun lalu, mereka sekarang dipercaya untuk mengisi soundtrack dari film animasi “Panji Tengkorak”, yang disutradarai oleh Daryl Wilson. Keterlibatan ini tidak hanya membuka peluang baru bagi Plastisin, tetapi juga memperlihatkan bagaimana kemampuan musik mereka dapat menyatu dengan dunia sinema.
Lagu yang dipilih untuk menjadi bagian dari soundtrack adalah “Bunga (Panji Tengkorak Version)”, dengan aransemen ulang dari lagu “Bunga” yang sebelumnya ada dalam album ‘Supra’. Dalam versi baru ini, Plastisin menambahkan elemen etnik untuk sesuaikan dengan setting abad ke-15 yang menjadi latar cerita “Panji Tengkorak”. Meskipun dengan sentuhan baru, mereka masih tetap mempertahankan nuansa gelap yang merupakan ciri khas dari Plastisin sejak awal.
Aransemen baru ini tidak hanya menjadi bagian latar belakang, melainkan juga menjadi tema utama untuk karakter Panji Tengkorak dalam film tersebut. Musik tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap visual, tetapi juga menjadi bagian yang integral dalam menyampaikan cerita. Atmosfir gelap, keras, dan kompleks yang diciptakan oleh Plastisin sejalan dengan perjalanan karakter utama yang digambarkan sebagai seorang pahlawan dengan sisi-sisi kelam.
Film animasi “Panji Tengkorak” yang diadaptasi dari komik karya Hans Jaladara, merupakan film animasi panjang pertama di Indonesia yang menggabungkan tema aksi dengan nuansa gore. Falcon Pictures, studio pembuat film ini, telah serius dalam menggarapnya baik dari segi animasi maupun dalam pencahayaan suara. Mereka juga menghadirkan sejumlah pengisi suara terkenal untuk memberi kekuatan emosional yang mendalam pada karakter-karakter dalam cerita.
Film ini dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 28 Agustus 2025. Dalam upaya untuk menghadirkan karya lokal yang relevan dan autentik, serta untuk membuka ruang bagi musisi alternatif, “Panji Tengkorak” diharapkan dapat menjadi momen penting bagi industri film lokal serta musik alternatif Indonesia. Pencapaian ini menunjukkan bahwa musik tidak hanya dapat memperluas narasi film, tetapi juga dapat menjadi elemen penting dalam membangun identitas sebuah film yang kuat dan berkesan.