Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN, menyampaikan bahwa tantangan utama dalam mengoptimalkan sektor perumahan adalah nominal angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dianggap terlalu tinggi. Menurutnya, diperlukan inovasi produk dan skema pembiayaan yang lebih terjangkau untuk menekan beban angsuran bagi konsumen sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk membeli rumah. Kementerian BUMN bersama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk, siap untuk mengembangkan aturan dan strategi guna meningkatkan kinerja KPR bagi masyarakat menengah dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Kartika Wirjoatmodjo juga menekankan pentingnya penyelarasan antara harga rumah dan pembiayaan dengan profil nasabah saat ini. Selain itu, Nixon L.P. Napitupulu dari BTN mengungkapkan upaya mereka dalam menurunkan angsuran KPR per bulan dengan memperpanjang tenor angsuran. Saat ini, BTN juga berupaya untuk mengurangi biaya di depan yang harus ditanggung oleh konsumen ketika melakukan proses KPR. Langkah-langkah pengurangan biaya yang dilakukan pemerintah seperti penghapusan PPN dan BPHTB diharapkan dapat mempermudah dan mempermurah proses kepemilikan rumah bagi masyarakat. Selain itu, kebutuhan inovasi dalam produk keuangan dari perbankan diharapkan dapat meningkatkan serapan KPR baik yang bersubsidi maupun non-subsidi.