Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali unjuk gigi setelah mengalami tekanan akibat gejolak sosial-politik akhir-akhir ini. Pasar modal sempat goyah akibat demonstrasi yang berujung kericuhan dan perusakan, namun dalam waktu dua hari IHSG mampu pulih kembali ke level 7.800-an. Ekonom serta praktisi pasar modal, Hans Kwee, menilai bahwa penguatan IHSG tidak terlepas dari sentimen positif global dan adanya fondasi ekonomi domestik yang solid.
Menurut Hans, fundamental ekonomi Indonesia terjaga dengan baik dan langkah-langkah pengawasan dari OJK serta kerja sama dengan Kementerian Perekonomian turut mendukung stabilitas pasar. Respons yang cepat dari OJK dan BEI dalam mengubah aturan trading halt serta memberikan kelonggaran mekanisme buyback tanpa RUPS juga dinilai membantu menenangkan pasar di tengah ketidakpastian.
Hans juga memuji kontribusi pemerintah dan aparat keamanan dalam meredam ketegangan di lapangan, sehingga iklim investasi mulai stabil kembali setelah situasi kondusif. Di sisi global, faktor eksternal seperti intervensi Presiden AS terhadap The Fed dan keputusan pengadilan terkait tarif impor turut mempengaruhi pergerakan pasar.
Meski sempat menjadi sorotan internasional akibat dinamika politik dalam negeri, potensi pasar saham Indonesia masih menarik bagi investor asing. Hans optimis IHSG akan bergerak dalam rentang 7.800 hingga 8.100, dengan valuasi saham Indonesia yang relatif murah di tengah tren perbaikan ekonomi. Stabilitas sosial-politik yang terjaga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan pasar modal Indonesia ke depan, menjadi tujuan investasi menarik bagi investor jangka menengah hingga panjang.