Irsyad Agni kembali membuat gebrakan dengan single terbarunya yang mengguncang publik. “Palababi” adalah lagu yang dirilis sebagai bentuk protes terhadap teror primitif yang dilakukan untuk membungkam kebebasan pers di Indonesia. Lagu ini terinspirasi oleh insiden teror terhadap kantor Tempo, di mana kepala babi digunakan sebagai alat intimidasi. Bagi Irsyad, kejadian ini membuktikan bahwa ancaman terhadap kebebasan pers masih sangat nyata.
Dalam lagu “Palababi”, Irsyad menggambarkan kesalahannya dengan lirik yang kontroversial dan melawan. Dia berpendapat bahwa kebebasan pers adalah hak yang harus dilindungi, bukan untuk ditekan dengan kekerasan. Musik ini diciptakan sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya.
Selain itu, Irsyad mengekspresikan kekecewaannya terhadap tanggapan ringan pejabat publik terhadap insiden tersebut. Baginya, komentar semacam itu menunjukkan ketidakpedulian terhadap masalah yang sebenarnya serius. Dengan lagu “Palababi”, Irsyad berusaha mengangkat isu ini agar lebih banyak orang sadar akan pentingnya kebebasan pers.
Meskipun diciptakan dalam suasana Ramadan yang seharusnya tenang, “Palababi” merupakan bentuk pelepasan kemarahan Irsyad yang tertahan. Lagu ini diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya perjuangan untuk kebebasan pers. Dengan lirik dan musik yang tajam, “Palababi” menjadi pengingat bahwa kebebasan pers bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan.
“Palababi” dapat dinikmati di berbagai platform musik digital serta melalui kanal YouTube pribadi Irsyad Agni. Melalui lagu ini, Irsyad ingin menyuarakan penolakan terhadap apatisme dan ketidakadilan yang masih terjadi di sekitar kita. Dengan sikap tanpa kompromi, single ini menjadi representasi dari perjuangan untuk menjaga kebebasan pers sebagai salah satu aspek penting dari demokrasi.