Depresi bukan sekadar rasa sedih yang datang sesekali, melainkan sebuah gangguan kesehatan mental yang diakui dalam dunia medis. Kondisi ini dapat mempengaruhi pikiran, emosi, hingga perilaku seseorang, bahkan berdampak pada kesehatan fisik bila dibiarkan. Sayangnya, depresi kerap disalah-artikan sebagai kelemahan pribadi, padahal penyebabnya bisa sangat kompleks, mulai dari faktor biologis, psikologis, hingga lingkungan. Dengan memahami apa itu depresi secara medis dan apa yang melatarbelakangi-nya, kita bisa lebih peka mengenali gejalanya serta tahu kapan harus mencari pertolongan profesional.
Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan sedih mendalam atau hilangnya minat terhadap aktivitas sehari-hari. Kondisi ini bisa mempengaruhi emosi maupun fisik, sehingga menurunkan kemampuan seseorang dalam menjalani peran di lingkungan sekitar, baik di rumah, sekolah, maupun tempat kerja. Dampak depresi tidak hanya sebatas suasana hati, tetapi juga dapat mengganggu pola tidur, nafsu makan, menimbulkan rasa lelah berkepanjangan, hingga mempengaruhi konsentrasi. Gangguan ini bisa berlangsung dalam jangka waktu lama maupun muncul berulang kali. Siapa pun berisiko mengalami depresi di suatu fase kehidupannya. Umumnya, kasus depresi mulai terlihat pada akhir masa remaja hingga usia dua puluhan. Berdasarkan penelitian, perempuan memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami depresi dibanding laki-laki, bahkan sepertiga dari mereka pernah mengalami depresi berat setidaknya sekali dalam hidupnya.
Depresi adalah gangguan suasana hati yang muncul sebagai respons mental terhadap berbagai persoalan hidup. Kondisi ini biasanya timbul ketika masalah menumpuk dalam pikiran, tetapi seseorang tidak tahu cara yang tepat untuk mengatasinya. Tidak ada satu penyebab pasti yang membuat seseorang mengalami depresi. Namun, ada beberapa faktor yang dapat memicu atau meningkatkan risikonya, antara lain: Riwayat depresi dalam keluarga, kondisi kesehatan fisik yang terganggu, pengalaman atau trauma sejak masa kecil, mengidap penyakit kronis atau serius, ketergantungan pada obat-obatan tertentu, mengalami intimidasi, perundungan, atau serangan, menghadapi peristiwa hidup yang penuh tekanan, depresi dapat dipicu oleh beban tugas atau tanggung jawab yang terlalu berat, kondisi ekonomi yang serba kekurangan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, belum memiliki pekerjaan yang stabil atau tetap, mengalami pemutusan kerja atau kehilangan mata pencaharian, dan kehilangan orang yang dicintai, putusnya hubungan, masalah keuangan, hingga berbagai situasi sulit lainnya.