Unilever Indonesia, perusahaan fast moving consumer goods (FMCG), menerapkan tiga prinsip dalam pengelolaan penggunaan plastik di kemasan produk-produknya. Komitmen perusahaan terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan tercermin dalam prinsip less plastic, better plastic, dan no plastic. Hal ini diungkapkan oleh Maya Tamimi, Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation, yang menjelaskan bahwa Unilever terus berupaya mengurangi penggunaan plastik baru (virgin plastic) dan meningkatkan penggunaan plastik hasil daur ulang alias post-consumer recycled (PCR) dalam kemasannya. Perusahaan juga menghadirkan kemasan yang ramah lingkungan, dapat didaur ulang, digunakan kembali, atau diurai menjadi kompos.
Unilever Indonesia, dengan fokus pada keberlanjutan, telah mengumumkan empat pilar keberlanjutan global pada tahun 2024. Empat pilar tersebut adalah iklim, alam, plastik, dan mata Pencaharian. Maya menekankan pentingnya integrasi prinsip keberlanjutan dalam aspek environment, social, and governance (ESG) dengan kinerja bisnis. Unilever Indonesia juga mendorong seluruh mitranya untuk menerapkan praktik yang bertanggung jawab dari perancangan inovasi produk hingga pengelolaan limbah produk. Kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah plastik juga ditingkatkan, dengan Unilever Indonesia memiliki lebih dari 4.000 bank sampah dan gerai isi ulang untuk mengurangi dampak negatif lingkungan.
Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, Unilever Indonesia terus berupaya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan. Dengan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan, perusahaan ini berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam mengurangi limbah plastik dan mempromosikan gaya hidup yang ramah lingkungan.