Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang biasa disebut Ibas, Wakil Ketua MPR RI, menjadi pembicara dalam acara China Economic and Social Council (CESC) 2025 sebagai respons atas undangan resmi dari Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC). Dalam pidatonya, Ibas menyoroti pentingnya mempererat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok melalui pertukaran pengetahuan, budaya, dan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan. Ia juga mengajak semua pihak untuk memperkuat hubungan berdasarkan saling pengertian, memperhatikan sejarah panjang interaksi antara kedua negara, serta menciptakan landasan kuat bagi kerja sama masa depan.
Ibas menggarisbawahi bahwa persahabatan Indonesia dan Tiongkok memiliki sejarah panjang yang terhubung melalui jalur sutra dan jalur rempah. Persahabatan yang telah mengatasi ujian waktu ini harus terus diteruskan dalam membangun masa depan bersama. Namun, Ibas juga menyoroti tantangan global yang semakin kompleks, seperti krisis iklim, pemulihan pascapandemi, ketidaksetaraan, dan disinformasi. Ia menegaskan perlunya peradaban bersatu untuk menciptakan harmoni dunia.
Selain itu, Ibas menekankan pentingnya kerja sama dalam bidang budaya dan pendidikan antara Indonesia dan Tiongkok. Di antaranya, inisiatif penelitian bersama di bidang kesehatan, iklim, dan teknologi, serta program pertukaran bahasa dan universitas. Sebagai bagian dari Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Ibas juga memaparkan visi Indonesia menuju Golden Indonesia 2045, yang bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan negara. Visi tersebut mencakup Indonesia yang maju dalam hal hijau, digital, dan inklusif, dengan keadilan sosial yang menjadi fokus utama.
Ibas menegaskan bahwa Tiongkok merupakan mitra strategis yang sangat penting bagi Indonesia dalam proyek-proyek besar, seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung, investasi baterai kendaraan listrik, dan pembangunan kawasan industri hijau. Dalam menghadapi tantangan global, Ibas menyerukan kejelasan visi dan konsistensi dalam tindakan sebagai kunci utama bagi pembangunan global yang berkelanjutan.