Senin, 5 Agustus 2024 – 22:58 WIB
Labuan Bajo, VIVA – Berbagai upaya penguatan infrastruktur dan inovasi yang dilakukan oleh Mitratel semakin memperkuat pertumbuhan kinerja perusahaan, yang terlihat dari pencapaian semester I-2024. Pendapatan Mitratel mencapai Rp4,45 triliun, meningkat 7,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan laba bersih perusahaan mencapai Rp1 triliun.
Hal itu disampaikan oleh Theodorus Ardi Hartoko (Teddy), Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL), dalam acara Media Gathering di Hotel Ayana, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Senin (5/8/2024).
Menurut Teddy, panggilan akrab Theodorus Ardi Hartoko, kepercayaan industri terhadap Mitratel sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi terbesar di Indonesia terus memotivasi manajemen untuk memperluas bisnis dan mengeksplorasi peluang baru sesuai dengan strategi perusahaan.
Hal ini termasuk mengadopsi teknologi terbaru dan menjalin kemitraan strategis yang selektif, serta mengembangkan infrastruktur di luar Pulau Jawa.
“Kami yakin strategi ini semakin mendekatkan kami dengan visi Mitratel untuk menjadi Digital InfraCo nomor satu di pasar APAC (Asia-Pacific),” tambah Teddy.
Lanjut Teddy, model bisnis Mitratel menekankan pada sistem Economic Sharing, di mana perusahaan menyediakan solusi lengkap untuk kebutuhan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Model ini membantu Mobile Network Operator (MNO) mengurangi biaya operasional dan menjadi salah satu faktor utama pertumbuhan jumlah penyewa layanan Mitratel, yang mencapai 58.598 tenant, atau naik 7,1% dibandingkan tahun lalu.
Meningkatnya kepercayaan industri telekomunikasi terhadap Mitratel juga berdampak pada peningkatan laba perusahaan. Pada periode Januari – Juni 2024, laba sebelum pajak, bunga, dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp3,69 triliun, meningkat 10,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Margin EBITDA juga meningkat menjadi 83,1% dari 81,2% tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa efisiensi perusahaan semakin baik seiring dengan pertumbuhan bisnis yang lebih besar, implementasi skema bisnis yang efisien, optimalisasi proses bisnis melalui digitalisasi, dan selektivitas dalam menggarap segmen bisnis terkait tower.