Pada Senin, 25 November 2024, Kementerian Pertanian mengungkapkan perhitungan potensi pendapatan bagi masyarakat yang terlibat dalam program Brigade Swasembada Pangan atau petani muda milenial. Pendapatan bisa mencapai Rp10 juta per bulan bahkan lebih, jika pengelolaan sawah dilakukan dengan sistem modern.
Kepala Biro Humas Informasi Publik Kementerian Pertanian, Moch Arief Cahyono, menjelaskan bahwa estimasi penghasilan tersebut sangat memungkinkan untuk diperoleh oleh petani muda yang bergabung dalam brigade. Program ini telah mengalami analisis usaha tani secara rinci untuk memberikan hasil yang optimal.
Setiap Brigade terdiri dari 15 anggota yang mengelola lahan seluas 200 hektar. Mereka akan menangani lahan tersebut selama 5 tahun agar pendapatannya maksimal. Dengan produktivitas rata-rata 5 ton per hektar, potensi produksi mencapai 1.000 ton gabah kering panen (GKP) dengan harga gabah Rp6.000 per kilogram. Hal ini membuat total pendapatan kotor brigade diperkirakan mencapai Rp6 miliar.
Setelah dipotong biaya operasional sebesar Rp19 juta per hektar atau total Rp3,8 miliar untuk lahan 200 hektar, perkiraan pendapatan bersih dari budi daya padi adalah sebesar Rp2,2 miliar. Program Brigade Swasembada Pangan menggunakan skema bagi hasil 70:30, di mana 70 persen pendapatan diberikan kepada brigade, dan 30 persen untuk pemilik lahan. Sebagian hasil juga digunakan sebagai modal tanam berikutnya untuk memastikan kelangsungan kegiatan.
Potensi penghasilan Rp10 juta per bulan bisa lebih besar dengan pengelolaan yang lebih efisien dan produktif. Pendaftaran program ini dapat dilakukan melalui dinas pertanian setempat, yang juga akan memberikan hibah alat dan mesin pertanian serta pendampingan teknis. Program ini merupakan upaya Kementerian Pertanian untuk mendorong generasi muda terlibat dalam sektor pertanian dengan jaminan keuntungan dan penggunaan teknologi tinggi.