Minggu, 24 Desember 2023 – 06:30 WIB
Jakarta – Presiden RI ke-3 B.J. Habibie ternyata punya peran besar dalam pendirian PT Permodalan Nasional Madani (PNM), salah satu perusahaan yang kini tergabung dalam Holding BUMN Ultra Mikro. Pendirian PT PNM itu tak lama setelah adanya krisis ekonomi 1998, tepatnya pada 1 Juni 1999.
Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi mengatakan, pembentukan PT PNM merupakan tindak lanjut dari TAP MPR nomor 16 tahun 1998 tentang demokrasi ekonomi. Hal itu menyusul afirmasi pemerintah terhadap peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai pengaman dan penyelamat saat terjadi krisis ekonomi.
“Dulu sejarahnya kenapa MPR menetapkan adalah guna mengurangi kesenjangan para pelaku ekonomi, dan kesenjangan ekonomi di masyarakat, salah satunya itu,” kata Arief dalam wawancara ekslusif di VIVA.co.id ‘The Interview with BoD’, dikutip Minggu, 24 Desember 2023.
Saat awal pendirian itu, lanjut Arief, PNM adalah bentuk afirmasi dari pemerintah kepada pelaku UKM. Saat itu, nomenklaturnya masih UKM, berdasarkan UU nomor 1 tahun 1995 yang kemudian setelahnya baru diubah di UU 20 tahun 2008 menjadi UMKM.
“Pemerintah memberikan afirmasi, karena pada saat itu yang jadi pengaman ekonomi Indonesia adalah sektor UMKM. Terutama masih banyaknya sektor informal di para pelaku UMKM, jadi pemerintah harus melakukan sesuatu, memberikan afirmasi, bentuknya dari beberapa program pelaksana dari TAP MPR itu,” jelas Arief.
Kemudian didirikan PT PNM (Persero) lewat Menteri BUMN saat itu, Tanri Abeng dan Menkop UKM, Adi Sasono.
“Jadi dua menteri inilah yang ditugaskan oleh Presiden Ketiga, bapak B.J. Habibie untuk pendirian PNM,” tutur Arief.
Menariknya, lanjut Arief, pembentukan PT PNM itu menjadi perhatian khusus Presiden saat itu, B.J. Habibie. Sehingga, nama PT PNM pun diberikan olehnya.
“Salah satu wujud perhatiannya adalah nama kami ini, Permodalan Nasional Madani, yang memberikan adalah beliau. Nama ini diberikan oleh pak Habibie,” ujarnya.
Layaknya sebuah nama, kata Arief, itu adalah doa yang diberikan oleh orang tua.
“InsyaAllah ini doa untuk PNM. Kenapa PNM, jadi permodalan ini sebagai bentuk demokrasi ekonomi atau ekonomi kerakyatan dan juga bentuk afirmasi kepada para pelaku sektor UMKM, bahwa PNM, BUMN yang didirikan ini harus memberikan permodalan, mindset kita hanya modal uang,” katanya.
Arief juga mengungkapkan bahwa B.J. Habibie berpesan agar PNM tidak hanya memberikan modal uang, pembiayaan atau finansial, melainkan juga modal intelektual dan modal sosial. Karena itulah, PNM dibentuk sebagai Lembaga Keuangan bukan bank yang khusus membantu para pelaku UMKM di aspek permodalan.
“Nama itu doa, PNM per hari ini sudah hadir di 6.078 kecamatan, dari 7.000 sekian kecamatan di RI, ada 434 kabupaten kota, dari 514 kabupaten kota dan di 35 provinsi,” katanya.
Saat ini, PNM memiliki 14,9 juta nasabah aktif di seluruh Indonesia. Adapun nasabah yang aktif berdiskusi dengan petugas PNM ada sebanyak 5 juta nasabah.
Arief pun menceritakan bahwa Presiden RI ke-3 itu kerap memanggil jajaran pengurus PT PNM dan bahkan mengadakan acara di kediaman B.J. Habibie dengan turut mengundang nasabah dan karyawan.
“Rupanya doa pendiri kami, pesan beliau terakhir sebelum wafat, Pesan yang terakhir selalu kami pegang adalah ‘Jangan pernah lelah dan kalah‘. Karena tadi, bukan lelah dan kalah macam-macam, tapi (jangan) lelah dan kalah dalam mewujudkan masyarakat madani,” tuturnya.