Band asal Medan, Room, baru saja merilis EP debut self-titled mereka yang menawarkan kombinasi unik antara shoegaze, gothic rock, dan sentuhan emo. EP ini terdiri dari tiga lagu yang diproduksi dengan tekun selama sebulan di awal tahun 2025, memberikan pengalaman musik yang gelap, melankolis, dan penuh nuansa. Disasturn, dengan vokal misteriusnya, dan Ais Marciano serta Linno, dengan instrumentasi kaya mereka, menciptakan sebuah pernyataan kuat tentang identitas musik mereka.
Room terbentuk dari kolaborasi tiga musisi yaitu Disasturn (vokal), Ais Marciano (bass), dan Linno (gitar). Dalam EP ini, ketiganya menghadirkan lapisan suara yang raw namun ethereal, dengan sentuhan post-grunge dan emo yang terasa. Proses rekaman dilakukan di MRCNO Rec. Medan, di mana Ais dan Linno bertindak sebagai produser dan aransemen, sementara Disasturn tidak hanya membawa vokal mendalam tetapi juga gaya visual yang mencirikan aura gothic.
EP dibuka dengan lagu “I’ll Be Away” yang penuh nuansa melankolis, disusul oleh “Disaster in Saturn” yang menjadi puncak eksplorasi identitas Room. Lagu terakhir berjudul “Too Much” menampilkan perasaan terjebak dalam tekanan, dengan progresi chord yang dramatis. Seluruh proses produksi, mulai dari rekaman hingga mixing dan mastering, dilakukan secara mandiri oleh para musisi. Artwork EP, dirancang oleh Doni Ahmadi, turut memperkuat nuansa surealis dari karya tersebut.
Disasturn menyebut EP ini sebagai “kapsul waktu” yang merekam perjalanan emosional mereka selama proses kreatif. EP “Room” sudah tersedia di berbagai platform musik digital, termasuk Spotify dan Apple Music. Dengan merilis debut ini, Room berhasil menunjukkan diri sebagai penyegar dalam musik alternatif Indonesia, dan menjanjikan eksplorasi yang lebih berani di masa depan.