Kecerdasan Emosional (EQ) menjadi salah satu faktor penting dalam lingkungan kerja, meskipun sering kali terlupakan. EQ merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri serta orang lain. Dengan EQ yang baik, seseorang mampu membangun komunikasi yang efektif, memperkuat hubungan, dan membuat keputusan dengan bijak.
Menurut Daniel Goleman (2017), kecerdasan emosional terdiri dari lima komponen utama. Pertama, kesadaran diri memungkinkan seseorang untuk merespons situasi dengan tenang dan lebih paham akan dampak emosi terhadap sikap dan keputusan. Kedua, pengelolaan diri memberikan kemampuan dalam mengendalikan emosi, terutama dalam situasi sulit. Ketiga, empati memungkinkan seseorang untuk memahami perasaan orang lain dan merespons dengan tepat.
Komponen keempat adalah keterampilan sosial, yang erat kaitannya dengan membangun hubungan profesional. Terakhir, motivasi diri menjaga semangat seseorang bahkan tanpa dorongan dari luar. Karyawan dengan EQ tinggi cenderung lebih tangguh dalam menghadapi tekanan, terbuka terhadap perubahan, dan mampu menyelesaikan masalah antarpribadi dengan baik.
Lebih dari sekadar keahlian teknis, kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam kesuksesan karier seseorang. Mempunyai EQ yang baik dapat membuat seseorang menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri, lebih sadar akan dampak tindakan, dan memiliki kepekaan sosial yang kuat. Semua ini tidak hanya memengaruhi atmosfer kerja, tetapi juga perkembangan karier jangka panjang seseorang.