Malam seringkali menjadi waktu yang digunakan untuk melakukan hal-hal yang terlewatkan sepanjang hari, seperti menonton TV, bermain ponsel, atau scroll media sosial. Namun, kebiasaan ini dapat berdampak buruk pada kualitas tidur dan juga kesehatan fisik serta mental seseorang. Istilah “revenge sleep procrastination” semakin populer belakangan ini, mengacu pada kebiasaan menunda tidur meskipun tubuh sebenarnya membutuhkan istirahat. Banyak orang dengan jadwal padat atau tingkat stres tinggi melakukan kebiasaan ini untuk mendapatkan sedikit hiburan meskipun mengetahui konsekuensinya. Hal ini dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan kekurangan tidur yang berdampak serius.
Revenge sleep procrastination dapat menyebabkan gangguan tidur yang berdampak jangka panjang pada kesehatan tubuh. Kekurangan tidur yang persisten dapat meningkatkan risiko stres, kecemasan, dan masalah mental lainnya. Selain itu, tidur yang tidak mencukupi juga dapat memengaruhi daya ingat, konsentrasi, dan produktivitas seseorang keesokan harinya. Tanda-tanda kebiasaan ini antara lain termasuk menunda tidur tanpa alasan yang jelas, terlambat tidur meskipun mengetahui dampak buruknya, dan meninggalkan rutinitas tidur yang sehat. Mengatasi kebiasaan ini memerlukan kesadaran dan upaya, seperti memperhatikan kebiasaan sebelum tidur, membangun rutinitas tidur yang konsisten, mengatur makanan dan minuman sebelum tidur, mengurangi waktu menggunakan gawai sebelum tidur, serta menciptakan lingkungan tidur yang nyaman. Dengan langkah-langkah tersebut, seseorang dapat mengurangi revenge sleep procrastination dan meningkatkan kualitas tidur serta kesehatan secara keseluruhan.