Dandelions, kuartet blues rock asal Surabaya, kembali mengungkapkan sikap kritis mereka melalui single terbaru mereka yang berjudul “Reformasi Dibajak”. Single ini menghadirkan kritik tajam terhadap situasi sosial dan politik Indonesia, dengan menggambarkan berbagai ketimpangan yang terjadi di dalam negeri. Hentakan drum yang kuat dan raungan gitar bertenaga memperkuat pesan yang disampaikan dalam lagu ini, yang juga disuarakan oleh penyair muda Marsetio Hariadi.
Lirik dan narasi dalam lagu “Reformasi Dibajak” menyuarakan kekecewaan dan kemarahan secara kolektif terhadap kondisi negara yang semakin merosot. Dari kritik terhadap pelemahan lembaga antikorupsi hingga lanskap kelam akibat pembiaran dan ketamakan, lagu ini menyoroti berbagai isu yang relevan.
Vokal penuh emosi dari Njet. S, sebagai penggerak utama Dandelions, menunjukkan bahwa lagu ini merupakan respons terhadap situasi politik yang semakin membatasi kebebasan dan meredam suara-suara kritis. Dengan visual artwork yang khas dan dilukis oleh josepmalangraya, seorang seniman resistensi, lagu ini memberikan makna visual yang mendalam.
“Reformasi Dibajak” juga menjadi langkah baru bagi Dandelions, dengan memindahkan katalog musik mereka ke kanal digital baru yang bernama “Musik Dandelions” dan bekerjasama dengan Shockss Record sebagai mitra distribusi. Dari lagu-lagu lama hingga perilisan terbaru ini, Dandelions terus eksis sebagai band independen yang vokal dalam menyuarakan kritik sosial.
Sejak berdiri pada tahun 2013, Dandelions telah membuktikan eksistensinya melalui gaya musik rock ‘n roll yang berenergi serta lirik-lirik yang tajam dalam menyuarakan pendapat. “Reformasi Dibajak” menjadi suara baru yang lebih lantang dan relevan bagi Dandelions, menegaskan posisi mereka sebagai salah satu band yang konsisten memperjuangkan keadilan melalui musik.