Sebuah inovasi dalam pengolahan limbah daun nanas di Indonesia menarik perhatian Forum Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Delegasi dari forum internasional tersebut langsung melakukan kunjungan lapangan ke Prabumulih, Sumatera Selatan. Mereka tertarik untuk mempelajari model pengembangan pertanian terpadu dan pengolahan hasil alam berbasis komunitas yang berhasil menggabungkan inovasi teknologi, prinsip keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Koperasi Miwa Pineapple, program binaan PT Pertagas di Kota Prabumulih, berhasil mengubah limbah daun nanas menjadi serat bernilai tinggi, yang selanjutnya diolah menjadi berbagai produk kreatif seperti kain, tas, dan kerajinan tangan. Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Gas, Imam Rismanto, menyampaikan harapannya bahwa kunjungan ini akan membuka kerja sama dalam pemasaran produk dan peningkatan kualitas serta kuantitas olahan serat nanas.
Pertagas, sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina, terus mengembangkan program pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan swasembada pangan, keberlanjutan lingkungan, dan penguatan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasi perusahaan. Kunjungan dihadiri oleh tokoh penting dari tiga negara ASEAN, termasuk Direktorat Sayuran dan Tanaman Kementerian Pertanian RI, perwakilan dari Kementerian Pertanian Malaysia, serta delegasi dari Thailand. Mereka menyaksikan langsung proses pengolahan serat daun nanas dan produk-produk UMKM hasil olahan Koperasi Miwa Pineapple yang telah berhasil menyerap lebih dari 60 tenaga kerja lokal.
Program serat nanas ini menjadi bagian dari komitmen Pertagas dalam mendukung ekonomi sirkular, keberlanjutan lingkungan, dan kemandirian ekonomi masyarakat. Dengan jaringan pipa transmisi gas sepanjang 2.930 km di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, Pertagas terus mendorong integrasi operasional dengan program pemberdayaan masyarakat di wilayah operasinya, demi menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan berdaya saing.