Setiap tahun, NBA Draft selalu menjadi momen penting bagi klub NBA untuk menemukan bintang-bintang masa depan mereka. Tim yang memiliki hak pilih pertama memiliki peluang besar untuk mendapatkan pemain-pemain potensial yang dapat mengubah jalannya tim. Namun, tidak semua pilihan pertama berakhir dengan sukses. Beberapa pemain pilihan pertama gagal memenuhi ekspektasi yang diharapkan dari mereka, entah karena cedera, kurangnya perkembangan dalam permainan, atau ketidakcocokan gaya bermain mereka di level profesional.
Salah satu pemain pilihan pertama terburuk dalam sejarah NBA Draft adalah Anthony Bennett. Dipilih oleh Cleveland Cavaliers pada NBA Draft 2013, Bennett hanya mampu bertahan selama empat musim di NBA sebelum akhirnya keluar dari liga. Performanya jauh di bawah harapan, terutama bila dibandingkan dengan pemain-pemain lain yang bersinar dalam draft yang sama seperti Giannis Antetokounmpo dan Rudy Gobert.
Kwame Brown adalah contoh lain dari pemain pilihan pertama yang tidak memenuhi ekspektasi. Dipilih oleh Washington Wizards pada NBA Draft 2001, Brown dinilai belum siap secara mental dan fisik. Performanya di awal karier tidak sesuai harapan dan ia tidak pernah menjadi pemain utama dalam tim.
Michael Olowokandi, Greg Oden, Pervis Ellison, Markelle Fultz, Andrea Bargnani, dan DeAndre Ayton adalah beberapa contoh lain dari pemain-pemain pilihan pertama yang gagal mencapai potensi maksimal mereka di NBA. Memilih pemain terbaik dalam NBA Draft selalu penuh risiko, dan tidak jarang tim harus menanggung konsekuensi dari kesalahan pilihan tersebut.
Sejarah NBA Draft menunjukkan bahwa draft bukan hanya tentang bakat, tetapi juga tentang kesiapan fisik, mental, dan faktor keberuntungan. Tim yang berhasil memilih pemain pilihan pertama yang sukses memiliki keuntungan besar, namun seleksi yang salah juga dapat merugikan tim tersebut dalam jangka panjang. Hiburan ini adalah pengingat bahwa sukses di level perguruan tinggi tidak selalu translate ke sukses di level profesional.