Grup musik asal Medan Timur, The ASID, secara resmi memperkenalkan diri ke publik melalui single perdana mereka yang bertajuk “Back Where I Belong”. Melalui karya ini, mereka bukan hanya menampilkan karakter musikal mereka, tetapi juga menandai langkah serius mereka menuju album penuh yang dijadwalkan akan dirilis pada akhir tahun 2025.
Dengan format trio yang mencampurkan semangat rock & roll dengan elemen blues dan psychedelic, The ASID menampilkan karya yang memompa semangat dan merangsang pikiran pendengarnya. Lagu “Back Where I Belong” menjadi langkah awal trio ini dalam dunia musik lokal dengan warna musik yang kuat dan bermakna. Anwar Sadad (vokal dan gitar), Fazil Iskandar (bass), dan Sanders Gultom (drum) membawa identitas musikal yang terbentuk dari perjalanan panjang, pengalaman personal, dan eksplorasi sonik yang matang.
Dalam single perdana ini, distorsi gitar yang tajam bertemu dengan dentuman drum yang ritmis dan permainan bass yang mengalun berat, menciptakan atmosfer musik yang menggugah dan dalam, menunjukkan perasaan bersedih namun juga memberikan ruang untuk kebebasan. Tema “Back Where I Belong” mengisahkan tentang perasaan pulang, baik secara fisik kembali ke tempat asal maupun mentahbiskan perjalanan batin, usaha untuk menemukan kembali akar dan jati diri di tengah kehidupan modern yang penuh dengan kebisingan.
Lagu ini ditulis oleh Luky Kusumah, sahabat Anwar Sadad dari masa perantauan di Bandung dan juga anggota band Being Humans (BHMNS). Liriknya mencerminkan pengalaman banyak orang yang pernah merantau: rasa kebingungan, kerinduan akan tempat yang dulu dikenal, dan usaha untuk merasa utuh lagi di tempat yang sebelumnya telah ditinggalkan. Diproduksi di Showbox Studio, Medan, proses mixing dan mastering dilakukan oleh IJEN.
Secara visual, “Back Where I Belong” memperlihatkan artwork karya Luthfil Hadi, seorang ilustrator dari Bandung yang terkenal dengan karya-karya psychedelicnya. Gaya visual yang terinspirasi dari era Jimi Hendrix Experience memperkuat nuansa lagu yang eksploratif, memberikan pengalaman visual yang sejalan dengan cerita di balik lagunya. Dengan durasi lebih dari tiga menit, lagu ini memberikan waktu yang ideal untuk meresapi atmosfer yang dibawa oleh The ASID, meninggalkan rasa penasaran akan langkah selanjutnya dari band ini.
Nama The ASID sendiri adalah singkatan dari The Anwar Sadad Is Dead, yang diambil dari nama Presiden Mesir, Anwar Sadat, sekaligus menjadi ironi personal atas sang pendiri band. Anwar Sadad sendiri bukan sosok baru di dunia musik independen, sebelum bergabung dengan The ASID, ia merupakan mantan gitaris Bohemians (BHMNS) asal Bandung. Sedangkan Fazil dan Sanders juga memiliki pengalaman panjang dalam dunia musik masing-masing.
Dengan merilis “Back Where I Belong”, The ASID tidak hanya memperkenalkan diri, namun juga menegaskan diri mereka bukan hanya sebagai band baru biasa. Mereka membawa suara yang menampilkan semangat lama dengan sentuhan baru, berakar dari rock klasik namun tetap segar, dan mengeksplorasi blues secara emosional tanpa kehilangan energi eksplosif dari rock & roll. Lagu ini telah tersedia di berbagai platform streaming digital sejak 15 Juni 2025, menjadi langkah awal dari perjalanan panjang yang akan segera dijalani oleh The ASID dalam musik alternatif Indonesia.