Cedera ACL adalah kondisi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari akibat robekan atau kerusakan pada ligamen lutut bagian dalam yang menghubungkan tulang paha (femur) dan tulang kering (tibia). Ligamen ini penting dalam menjaga stabilitas lutut saat bergerak, terutama dalam aktivitas seperti berlari, melompat, atau melakukan perubahan arah secara tiba-tiba, dan sering terjadi pada atlet aktif dalam olahraga seperti sepak bola, basket, atau ski. Gejala umum cedera ACL mencakup suara “pop”, nyeri hebat, pembengkakan cepat, ketidakstabilan lutut, batasan gerak, dan kesulitan menekuk/luruskan lutut.
Penyebab cedera ACL antara lain gerakan non-kontak ekstrem, benturan langsung, faktor anatomis dan hormon (terutama pada perempuan), olahraga intensif, kurang pemanasan, teknik buruk, dan kondisi ligamen lemah. Diagnosis cedera ACL umumnya melalui pemeriksaan fisik dan pencitraan penunjang seperti rontgen dan MRI. Pengobatan bisa dilakukan secara non-bedah dengan istirahat, kompres es, obat antiinflamasi, knee brace, fisioterapi, atau melalui bedah rekonstruksi ACL, terutama pada kasus berat.
Prognosis cedera ACL umumnya baik jika ditangani dengan benar, namun ada risiko jangka panjang seperti instabilitas kronis, nyeri berulang, kerusakan meniskus/cartilage, dan Osteoarthritis lutut pada beberapa kasus. Saran umum adalah segera konsultasikan ke dokter bila mengalami gejala, lakukan pemanasan dan latihan preventif, dan patuhi program rehabilitasi untuk pemulihan optimal. Kondisi ini sering muncul tiba-tiba saat olahraga intens atau benturan, dan diagnosa serta pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.