Abrasi yang terjadi di bibir pantai Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, menjadi ancaman serius bagi jalan utama dan lahan pertanian yang vital untuk swasembada pangan di daerah tersebut. Kondisi ini disampaikan oleh Kepala Desa Matang Danau, Halipi, dan Camat Paloh, Budi Susanto, saat melakukan peninjauan di lokasi terdampak abrasi. Dampak abrasi tersebut, yang semakin diperparah oleh perubahan iklim, telah menggerus 5-8 meter pantai setiap tahunnya, mengancam kesejahteraan ribuan jiwa dan infrastruktur di sekitar wilayah tersebut. Salah satu jembatan bahkan sudah roboh karena terkena ombak.
Menyikapi kondisi tersebut, Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Herzaky Mahendra Putra, menegaskan komitmennya untuk mendukung pembangunan pengaman pantai di Desa Matang Danau. Herzaky juga mengungkapkan bahwa sekitar 400-450 meter garis pantai masih belum mendapatkan penanganan secara maksimal, namun pemerintah akan berupaya untuk mempercepat penanganan abrasi ini disertai dengan perencanaan yang matang. Pembangunan pengaman pantai telah dilakukan secara bertahap sejak tahun 2020 dan sebagian wilayah tersebut masih rentan terhadap abrasi.
Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I telah membangun pengaman pantai sepanjang 275 meter di tahun 2023, melanjutkan pembangunan sebelumnya pada tahun 2021. Namun, sebagian besar garis pantai di Desa Matang Danau masih terancam. Melalui upaya pengamanan pantai ini, beberapa lahan pertanian berhasil diselamatkan dan kawasan tersebut mulai menarik minat wisatawan karena keindahan pantainya. Ketidaklanjutan pembangunan pengaman pantai ini juga berpotensi mengancam jalan utama dan rumah warga di sekitarnya.
Di tengah upaya penanganan abrasi ini, para tokoh masyarakat, seperti Herzaky, Halipi, dan Budi Susanto, bersama dengan pihak terkait lainnya, berharap agar pembangunan infrastruktur lebih diperhatikan untuk menjaga keselamatan warga, mendukung pariwisata, dan memperkuat ekonomi lokal. Hal ini dianggap sebagai prioritas bersama dalam menjaga wilayah tersebut dari dampak negatif abrasi yang semakin meluas.