Pada hari Senin, 14 Juli 2025, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa dana sebesar US$10-US$15 miliar telah dialokasikan untuk impor energi dari Amerika Serikat (AS) jika kesepakatan penurunan tarif resiprokal berhasil dicapai antara pemerintah Indonesia dan AS. Bahlil menyatakan bahwa pihaknya dari ESDM telah menyiapkan anggaran untuk berbelanja di Amerika dengan syarat tarif impor juga turun. Namun, Bahlil mengaku bahwa hingga saat ini belum ada informasi yang detail mengenai perkembangan negosiasi antara Indonesia dan AS. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang memimpin delegasi Indonesia dalam perundingan tersebut masih terus melakukan negosiasi dengan pemerintah AS. Jika Indonesia dan AS tidak mencapai kesepakatan, Bahlil belum bisa mengungkapkan rencana apa yang akan dilakukan pemerintah. Airlangga Hartarto sebelumnya telah menunda penerapan kebijakan tarif resiprokal sebesar 32 persen yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump untuk produk-produk asal Indonesia. Trump juga telah mengumumkan rencananya untuk menerapkan tarif impor sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia pada 1 Agustus 2025. Langkah ini dianggap sebagai jeda untuk menyelesaikan perundingan yang sedang berlangsung.