Beras merupakan makanan pokok yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Namun, dengan tingginya permintaan akan beras, peredaran beras oplosan menjadi masalah yang merugikan konsumen. Pemerintah menemukan ratusan merek beras yang tidak memenuhi standar mutu, memunculkan kekhawatiran terhadap keamanan dan kualitas bahan pangan yang dikonsumsi.
Beras oplosan adalah beras yang dicampur atau dimodifikasi dengan tujuan untuk mengecoh konsumen, seringkali demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Praktik oplosan ini bisa melibatkan berbagai cara seperti mencampur beras berkualitas rendah dengan beras premium, menambahkan pemutih, atau mengemas beras medium sebagai beras premium. Peredaran beras oplosan tidak hanya merugikan dari segi ekonomi tetapi juga dapat membahayakan kesehatan konsumen.
Untuk menghindari jadi korban penipuan, penting bagi masyarakat untuk memahami ciri-ciri beras oplosan. Beberapa ciri yang perlu diwaspadai antara lain aroma yang tidak alami, warna yang terlalu putih atau mengilap, tekstur butiran yang tidak merata, berat tidak sesuai label, cepat menguning atau berjamur, lengket saat dimasak, dan harga yang tidak masuk akal. Untuk menghindari membeli beras oplosan, disarankan untuk membeli dari toko resmi atau distributor terpercaya, memeriksa izin edar dan label kemasan, serta tidak tergiur harga murah.
Kualitas beras sangat penting untuk menjaga kesehatan keluarga, oleh karena itu masyarakat perlu lebih waspada dalam memilih produk beras yang akan dikonsumsi. Jika ragu dengan produk beras, sebaiknya laporkan ke pihak berwenang atau periksa daftar produk resmi yang dirilis oleh pemerintah. Dengan lebih bijak dan selektif dalam berbelanja, kita dapat menjaga keamanan pangan dan kesehatan keluarga dengan lebih baik.