Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memproyeksikan bahwa Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan BI-Rate di level 5,50 persen. Menurut Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, inflasi umum naik menjadi 1,87 persen secara year-on-year pada Juni 2025 karena gangguan pasokan pangan dan kenaikan harga emas yang berkelanjutan. Meskipun terjadi arus keluar modal neto dari investor asing, Rupiah menguat sebesar 0,22 persen secara month-to-month didukung oleh pelemahan dolar AS.
Riefky juga menyoroti tekanan inflasi yang kemungkinan terus meningkat di masa mendatang akibat dimulainya tahun ajaran baru, peningkatan belanja liburan, dan kenaikan harga bahan bakar non-subsidi. Dia menilai bahwa dalam menghadapi perkembangan ini, Bank Indonesia sebaiknya mempertahankan BI-Rate di level 5,50 persen untuk menjaga stabilitas Rupiah.
Sementara itu, inflasi terutama didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Perhiasan emas menunjukkan harga fluktuatif akibat ketidakpastian global yang mempengaruhi permintaan emas. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turut berdampak terhadap inflasi dengan kontribusi negatif.
Dengan demikian, Bank Indonesia diharapkan untuk mempertahankan kebijakan BI-Rate demi menjaga stabilitas Rupiah di tengah tekanan inflasi yang terus meningkat.