Morbid Monke adalah band yang menawarkan sesuatu yang berbeda, mereka tidak mengikuti tren atau keinginan pasar umum. Dalam rilis single debut mereka “When I Feel Alive” melalui Dirt & Dust Records, band asal Bali ini merayakan eksistensi mereka yang aneh dan unik, sebagai bentuk perlawanan terhadap norma-norma musik yang ada. Dengan lima anggota band yaitu Karisma Kele, Krisna Dwipayana, Deoka, Dewok, dan Gerby, mereka menciptakan musik yang aneh namun tetap menggerakkan. Menurut Kele, mereka ingin penonton bergoyang, bukan moshing, dan musik mereka mencampur genre secara kreatif untuk menciptakan suasana dance yang khas dalam setiap pertunjukan langsung mereka.
Mereka membawa pendengar pada perjalanan suara yang aneh namun teratur, dengan unsur tribal dan progresif yang dipadukan dengan post-punk dan jazz palsu. Musik mereka dipenuhi dengan instrumen yang unik dan vokal yang eksentrik, menciptakan suasana pesta surealis yang sulit untuk dilupakan. Lirik lagu-lagu mereka terinspirasi dari momen bersama saat minum-minum di ruang latihan, di mana kegilaan dan kebebasan menjadi cerita yang terwujud dalam lagu-lagu mereka.
Proses kreatif Morbid Monke sangat instingtif, dengan kolaborasi antara musik, lirik, dan ritme yang terjadi secara alami dalam setiap lagu. Meskipun telah mencuri perhatian sejak awal pembentukan mereka pada tahun 2024, single “When I Feel Alive” menandai babak baru bagi Morbid Monke, dengan fokus yang lebih jelas dan eksplorasi musik yang lebih berani. Mereka telah merilis beberapa single dan bersiap untuk merilis album pertama mereka dalam waktu dekat, yang dijanjikan akan menjadi sebuah pernyataan perlawanan terhadap konformitas musik yang terlalu polos dan komersial. Jadi, jangan ragu untuk mendengarkan single mereka “When I Feel Alive” yang telah dirilis di berbagai platform musik streaming digital mulai 18 Juli 2025. Siap merasakan kegilaan mereka?