Bandung memiliki sejarah panjang dalam menghidupkan skena musik elektronik, dari masa lalu hingga perkembangan terbaru yang terus berlanjut hingga hari ini. Di tengah ekosistem tersebut, duo digital hardcore bernama VERT3X muncul dengan mencoba untuk menggabungkan elemen metal, hardcore, dan elektronik yang destruktif. Irfan sebagai vokal dan produser serta Aldi sebagai gitaris adalah otak di balik proyek ini, yang merupakan kelanjutan dari proyek musik mereka sebelumnya di SUB dan Under Negative Mind. Proyek VERT3X tidak terbentuk karena desakan pasar, melainkan muncul dari momen rehat saat bekerja pada materi untuk band sebelumnya, yang kemudian menjadi pemicu eksplorasi dalam proyek baru mereka sebagai VERT3X. Meskipun awalnya hanya iseng, setelah menyelesaikan dua lagu, Irfan dan Aldi merasa memiliki materi yang cukup kuat untuk dikerjakan secara serius.
Album pertama mereka yang berjudul ‘REsist:[74N-C3]’ dirilis pada 28 Juli 2025 melalui Pleazing Case Records (Bandung) dan Backstabbed Records (Bangkinang, Riau). Secara musikal, album ini terasa padat dan agresif dengan perpaduan dentuman beat elektronik, riff gitar yang khas, vokal penuh emosi, dan aransemen yang memberi sedikit ruang untuk pendengar. Melalui kolaborasi dengan Clairecore dan FTLFRAME, dinamika album semakin diperkaya tanpa kehilangan esensi gelap dan menghantam yang menjadi ciri khas VERT3X. Tema yang diusung dalam album ini berkisah tentang keresahan personal dan penolakan terhadap penindasan dalam berbagai bentuk. Irfan menggambarkan ‘REsist:[74N-C3]’ sebagai ajakan untuk melawan, baik secara fisik maupun lewat perlawanan mental dan emosional.
Kehadiran VERT3X di tengah komunitas musik eksperimental dan gig di Bandung bukanlah hal yang mengejutkan. Namun, keberanian duo ini dalam meramu elemen familiar menjadi sesuatu yang terdengar segar patut diacungi jempol. Melalui album ini, VERT3X telah membuka jalan bagi eksplorasi lebih lanjut dalam kancah musik elektronik yang semakin berkembang di Bandung.