Badai PHK tahun 2025 kembali mengguncang dunia kerja, terutama di Amerika Serikat. Jumlah PHK di AS sepanjang tahun ini sudah melebihi total tahun sebelumnya. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) bukanlah satu-satunya penyebab dari gelombang PHK kali ini, seperti yang banyak disalahkan. Banyak pekerjaan di AS telah hilang, mencapai angka di atas 806.000 hingga bulan Juli 2025, jauh lebih tinggi dari total PHK pada tahun sebelumnya.
Tren serupa juga mulai terjadi di Indonesia, di mana lebih dari 42 ribu pekerja mengalami PHK. Meskipun angka pengangguran nasional masih tinggi, mencapai 7,28 juta orang. Faktor apa yang memicu badai PHK secara global dan di Indonesia? Berbagai faktor seperti pemotongan massal oleh pemerintah AS melalui program DOGE, pengaruh AI dan otomatisasi dalam dunia kerja, kebijakan tarif global, tekanan ekonomi, dan biaya operasional berat, semuanya turut berperan dalam melanda gelombang PHK di berbagai sektor.
Di tengah badai PHK, sejumlah sektor masih membuka peluang kerja, seperti sektor hiburan, pariwisata, asuransi, dan otomotif. Meski AI sering dianggap biang keladi dari hilangnya pekerjaan, namun kenyataannya lebih kompleks daripada itu. Kebijakan pemerintah, dinamika ekonomi global, serta tekanan operasional menjadi faktor yang tak kalah berpengaruh dalam gelombang PHK tersebut. Oleh karena itu, penting bagi para pekerja untuk terus meningkatkan keterampilan, beradaptasi, serta memperhatikan work-life balance dan kesehatan mental dalam memilih karier di masa depan.