Pada 11 Agustus 2025, Ahli Senior di Kantor Komunikasi Presiden (KPC), Hariqo Wibawa Satria, menggambarkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebagai langkah awal menuju negara yang lebih sehat—dimulai dengan mengubah cara orang berpikir tentang menjaga kesejahteraan mereka. “CKG adalah garis awal menuju kemerdekaan dari penyakit. Di sinilah kesadaran tumbuh, mendorong orang untuk menjadikan kesehatan sebagai prioritas seumur hidup,” ujar Hariqo pada hari Senin (11/8). Hariqo berharap dengan setiap perayaan Hari Kemerdekaan pada 17 Agustus, tidak hanya negara merayakan tahun lain dari kemerdekaan, tetapi juga melihat jumlah orang Indonesia yang terbebas dari penyakit terus bertambah. Untuk mencapai hal ini, pemerintahan Presiden Prabowo telah meluncurkan program prioritas komprehensif dan berkelanjutan—mulai dari CKG dan kampanye “Stop TB” hingga revitalisasi rumah sakit umum regional dan pemberian tunjangan khusus bagi spesialis medis yang melayani di wilayah-wilayah terpencil, perbatasan, dan pulau (DTPK). Sementara Indonesia menandai tahun ke-80 kemerdekaannya, Hariqo mencatat, negara masih dibebani oleh penyakit—beban ekonomi dan sosial bagi rakyatnya. Harapan hidup saat ini berkisar antara 73 dan 74 tahun, namun penyakit tetap menjadi hambatan utama dalam produktivitas dan produk domestik bruto (PDB). Studi telah menunjukkan bahwa produktivitas yang hilang akibat penyakit—melalui absensi kerja, penurunan kinerja kerja, dan pensiun dini—menggerogoti sekitar 6,5 persen dari PDB pada tahun 2015. Jika dibiarkan, angka itu bisa naik menjadi 7,2 persen pada tahun 2030. Beban ini diperparah oleh kerugian ekonomi akibat merokok, yang pada 2019 memakan biaya antara Rp184 triliun dan Rp410 triliun (1,16–2,59 persen dari PDB). Biaya obesitas diperkirakan mencapai Rp368 triliun, sementara penyakit tropis seperti leptospirosis menguras lebih dari US$2,8 miliar setiap tahun. “Data ini menegaskan bahwa berinvestasi dalam kesehatan bukanlah sekadar pengeluaran sosial, tetapi aset ekonomi strategis,” ujar Hariqo. Dia juga menyoroti bahwa banyak anak Indonesia menderita diabetes, obesitas, dan gigi berlubang akibat kurangnya informasi dan edukasi kesehatan. Penggunaan gadget yang berlebihan, tambahnya, merusak penglihatan anak-anak. “Inilah mengapa CKG begitu penting—bukan hanya sebagai tindakan preventif tetapi juga sebagai bentuk edukasi kesehatan,” katanya. Tujuannya adalah bahwa, setiap Hari Kemerdekaan, negara juga menandai kemajuan menuju memiliki lebih banyak warga yang bebas dari penyakit, memungkinkan mereka untuk berkontribusi sepenuhnya pada pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi. “Populasi yang sehat secara langsung meningkatkan harapan hidup dan mendorong produktivitas sumber daya manusia,” tegasnya. Meningkatnya kesehatan masyarakat, tambahnya, akan secara signifikan meningkatkan kontribusi tenaga kerja yang sehat terhadap PDB. Berbagai studi menunjukkan PDB dapat tumbuh sebesar 1–2 persen setiap tahun jika angka penyakit turun tajam.