Tren “job hopping” atau sering berpindah pekerjaan yang populer di kalangan generasi muda belakangan ini mulai bergeser. Generasi Z lebih memilih untuk bertahan di perusahaan yang sama, menandai perubahan perilaku karier yang mendasar. Ketidakpastian ekonomi, inflasi tinggi, dan kemajuan teknologi AI turut memengaruhi pandangan pekerja terhadap stabilitas pekerjaan. Banyak karyawan, terutama Gen Z, kini lebih fokus pada menjaga posisi yang dimiliki daripada mencari peluang baru. Fenomena ini dikenal sebagai “job hugging” atau kecenderungan untuk tetap pada pekerjaan saat ini tanpa mempertimbangkan tawaran baru. Laporan dari Korn Ferry dan Eagle Hill Consulting menunjukkan peningkatan signifikan dalam perilaku ini, terutama di tengah kondisi ketidakpastian pasar kerja, pengaruh AI, dan eliminasi pekerjaan massal. Alasan pekerja, termasuk Gen Z, memilih job hugging antara lain adalah ketidakpastian ekonomi, pengaruh AI terhadap pekerjaan, keinginan untuk stabilitas, pasar kerja yang kurang menjanjikan, dan investasi dalam hubungan kerja. Dampak dari tren job hugging juga dirasakan oleh perusahaan dan rekruter, yang dihadapkan pada tantangan baru dalam retensi dan pengembangan bakat karyawan. Kesimpulannya, job hugging mencerminkan perubahan prioritas generasi muda dan pekerja secara umum, yang lebih menghargai stabilitas, keamanan, dan peluang pengembangan jangka panjang di tempat kerja saat ini.