Musik elektronik dari kolektif I Talk Too Much When I’m Drunk menghadirkan nuansa yang intim namun asing dalam album debut mereka ‘I Love Too Much When I’m Drunk’. Dengan rilis resmi pada 25 Agustus melalui label Laguland, album ini menawarkan catatan malam panjang penuh paradoks dan perasaan yang bertentangan.
Nomor utama dari album ini, “Be My Love”, mempersembahkan sentuhan R&B sensual yang disempurnakan oleh permainan saksofon yang menggoda. Liriknya mencerminkan penerimaan akan kelemahan. Selain itu, lagu-lagu lain dalam album ini juga mengeksplorasi beragam emosi dan cerita, mulai dari kisah gejolak jiwa hingga romansa penuh kerinduan.
‘I Love Too Much When I’m Drunk’ menghadirkan perpaduan unik antara elemen-elemen elektronik, jazz, dan R&B, menciptakan atmosfer malam Jakarta yang berwarna dan multidimensional. Dengan tema-tema yang berkisar antara keaslian dan tekanan sosial, album ini merangkum paradoks kehidupan malam dengan humor dan kepedihan yang terasa akrab.
Di tengah pandemi, I Talk Too Much When I’m Drunk terbentuk sebagai bentuk katarsis dan keberanian untuk mengekspresikan keresahan melalui musik. Dari studio Ruang Waktu Music, Jakarta, kelima anggota kolektif ini, Miguel Sanchez, Samji Rende, Piyush Vishwajeet, Tan Sian Ling, dan Adit Margonda, berhasil menciptakan sebuah album yang mengundang pendengar untuk menari di antara keintiman dan keterasingan.
‘I Love Too Much When I’m Drunk’ tidak hanya sebuah album musik, tetapi juga sebuah cerminan dari upaya manusia untuk mencari arti dan koneksi di tengah kebingungan dan paradoks kehidupan. Dengan pendengaran album ini, pendengar diundang untuk merenungkan topeng-topeng sosial yang sering kita gunakan dan bagaimana kejujuran dan keterhubungan selalu menjadi hal yang dicari, bahkan dalam keadaan paling rapuh sekalipun.
Mulai tanggal 25 Agustus 2025, album ini sudah dapat diakses melalui berbagai layanan musik digital. ‘I Love Too Much When I’m Drunk’ adalah sebuah pengalaman mendengarkan yang mengalir seperti percakapan larut malam, di mana keindahan biasanya terletak di tengah-tengah kebingungan dan ketidakjelasan, mencerminkan kejujuran dan keterhubungan yang selalu kita cari.