Pemanfaatan biomassa sebagai campuran batubara dalam skema co-firing PLTU dinilai semakin strategis dalam mendukung target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) nasional. Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara Indonesia (Aspebindo), Anggawira menegaskan pentingnya kolaborasi antara PLN dan pelaku usaha untuk memastikan keberlanjutan pasokan biomassa. Menurut Anggawira, pemenuhan pasokan energi biomassa untuk kebutuhan PLTU memerlukan kerjasama yang baik antara pelaku usaha dan PLN agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai. Anggawira juga mengungkapkan bahwa PLN EPI telah aktif menyediakan biomassa sejak tahun 2023 dan terus meningkatkan konsumsi co-firing biomassa secara signifikan. Program co-firing menjadi salah satu strategi utama dalam mencapai target enhanced Nationally Determined Contribution (eNDC) 2030 sektor energi. Target nasionalnya adalah pemanfaatan 9 juta ton biomassa pada tahun 2030. PLTU Lontar di bawah Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Banten 3 menjadi contoh implementasi co-firing yang berhasil. Unit ini secara teknis mampu menyerap hingga 5 persen biomassa dalam proses co-firing. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pengusaha sektor biomassa, merupakan kunci keberhasilan bisnis biomassa untuk memastikan pasokan yang terintegrasi.