CEO Law On Go, Ettyta Ramadhani, mengungkapkan pandangannya terhadap utang dalam perekonomian modern saat ini. Menurutnya, utang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan ekonomi, mulai dari pinjaman perbankan hingga pembiayaan leasing hingga pinjaman digital peer-to-peer lending. Meskipun akses terhadap pembiayaan semakin mudah, Ettyta menyadari bahwa kemudahan ini juga membawa tantangan baru, terutama dalam mengelola tumpukan kewajiban finansial yang sulit.
Untuk mengatasi masalah ini, Ettyta percaya bahwa teknologi Artificial Intelligence (AI) dapat memainkan peran penting. AI dapat digunakan untuk menganalisis kemampuan pembayaran dan menyusun strategi penyelesaian yang paling sesuai bagi individu yang memiliki utang. Dengan adanya AI, proses ini dapat menjadi lebih cepat dan akurat, namun keputusan akhir tetap harus mempertimbangkan aspek hukum yang melindungi pengguna.
Menurut Ettyta, konsolidasi utang merupakan langkah strategis untuk menyatukan berbagai pinjaman menjadi satu kewajiban dengan pembayaran yang lebih ringan. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan penurunan bunga, tetapi juga dengan mengembalikan kendali finansial kepada peminjam. Dengan bantuan teknologi AI, proses konsolidasi ini dapat menjadi lebih efisien; sistem dapat secara otomatis menilai prioritas pembayaran, mengoptimalkan negosiasi dengan kreditur, dan bahkan menyarankan opsi restrukturisasi atau settlement sesuai kondisi debitur.
Law On Go juga menekankan bahwa teknologi dapat menjadi sekutu dalam membangun kesehatan finansial. Ettyta menyoroti pentingnya tidak hanya berutang, tetapi juga mengelola utang dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Melalui pendekatan AI, ada potensi untuk memberikan harapan baru dalam mengatasi masalah keuangan, tidak hanya bagi individu yang terlilit utang, tetapi juga bagi ekosistem bisnis secara keseluruhan.