Pada Kamis, 11 September 2025, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Arianto S. Rudjito, melaporkan bahwa pendapatan perusahaan tersebut mencapai Rp59 triliun per Juni 2025. Sektor emas memberikan kontribusi terbesar, sekitar 84 persen dari total pendapatan perusahaan. Menurut Arianto dalam Public Expose di Jakarta, sektor emas menyumbang sebesar Rp49,7 triliun.
Sementara itu, sektor nikel menduduki posisi kedua dengan kontribusi sebesar 13 persen atau sekitar Rp7,9 triliun, diikuti oleh sektor bauksit yang memberikan kontribusi sebesar tiga persen atau sekitar Rp1,5 triliun. Antam adalah perusahaan tambang yang fokus pada tiga komoditas utama, yaitu nikel, emas, dan bauksit. Pendapatan perusahaan tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pada Juni 2024, pendapatan Aneka Tambang tercatat sebesar Rp23,2 triliun. Pada periode yang sama di tahun yang berbeda, terjadi peningkatan sebesar 155 persen. Sektor emas juga menjadi penyumbang terbesar pendapatan Antam pada Juni 2025, sebelumnya sektor ini menyumbang 82 persen pendapatan perusahaan pada semester pertama tahun sebelumnya. Sektor nikel menduduki posisi kedua dengan kontribusi sebesar 15 persen, diikuti oleh sektor bauksit.
Antam juga melaporkan cadangan mineral yang dimilikinya. Per Desember 2024, cadangan nikel hampir mencapai 500 juta wmt, dengan sumber daya lebih dari 1,3 miliar wmt. Cadangan emas tercatat sebesar 805 juta dmt dengan sumber daya 5,583 miliar dmt. Sementara cadangan bauksit Antam sebesar 198 juta wmt, dengan sumber daya 553 juta wmt. Jika Anda tertarik membeli emas, Anda dapat mengecek harga emas Antam yang mengalami kenaikan pada laman Logam Mulia pada tanggal 11 September 2025.