Setiap orang hampir pasti memiliki tahi lalat di tubuhnya, baik sejak lahir maupun muncul seiring pertambahan usia. Tahi lalat sendiri merupakan bintik kecil berpigmen yang terbentuk akibat penumpukan melanosit atau sel penghasil warna kulit. Menariknya, tidak semua tahi lalat memiliki bentuk dan karakteristik yang sama. Ada yang datar, menonjol, berwarna cokelat muda hingga kehitaman, bahkan sebagian bisa muncul dalam jumlah banyak. Memahami jenis-jenis tahi lalat penting bukan hanya untuk mengenali keunikan kulit, tetapi juga untuk mewaspadai perubahan yang berpotensi mengarah pada masalah kesehatan tertentu.
Menurut situs Jakarta Aesthetic Clinic dan sejumlah sumber lainnya, tahi lalat bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya. Pertama, tahi lalat bawaan lahir atau nevus congenital, yaitu tahi lalat yang sudah ada sejak bayi dilahirkan. Kedua, tahi lalat reguler yang merupakan tahi lalat paling umum dengan bentuk simetris, berukuran kecil, dan biasanya tidak berbahaya. Ketiga, tahi lalat displastik atau Nevus displastik yang cenderung berukuran lebih besar, bentuknya tidak beraturan, dan warnanya bervariasi, sering kali bersifat genetik dan berpotensi sebagai tanda risiko kanker kulit.
Selanjutnya, tahi lalat intradermal nevus terbentuk di lapisan dalam kulit (dermis), kelima, tahi lalat atipikal atau Atypical mole sering dikaitkan dengan melanoma. Bentuknya sangat tidak simetris dan tampak berbeda dari tahi lalat pada umumnya. Risiko meningkat jika jumlah tahi lalat mencapai lebih dari 50 atau ada pertumbuhan tahi lalat yang tidak biasa. Memantau setiap perubahan pada kulit dan berkonsultasi ke dokter merupakan langkah penting untuk mencegah masalah serius. Itulah beberapa jenis tahi lalat yang perlu diwaspadai demi menjaga kesehatan kulit Anda.