Osteoporosis merupakan kondisi ketika kepadatan tulang menurun sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah mengalami patah. Penyakit ini sering kali tidak menimbulkan gejala dan baru terdeteksi setelah penderita terjatuh atau mengalami cedera yang berujung pada fraktur. Fraktur akibat osteoporosis dapat berdampak serius karena menurunkan kualitas hidup, meningkatkan risiko kesakitan, kecacatan, bahkan kematian. Perlu dipahami bahwa tulang adalah jaringan hidup yang terus mengalami proses pembentukan dan penguraian. Osteoporosis terjadi ketika produksi tulang baru tidak seimbang dengan hilangnya tulang lama.
Umumnya, osteoporosis menyebabkan patah tulang pada area panggul, tulang belakang, serta pergelangan tangan. Kondisi ini juga dapat memicu rasa nyeri saat bergerak akibat berkurangnya massa tulang dan meningkatnya kerapuhan. Dalam kasus yang lebih berat, fraktur bisa terjadi hanya karena aktivitas ringan, seperti membungkuk untuk mengikat tali sepatu, bersin, atau melakukan gerakan sederhana lainnya. Osteoporosis bisa dialami oleh siapa saja, baik itu pria maupun wanita, jika kesehatan tulang tidak dijaga sejak dini.
Osteoporosis terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer umumnya terjadi pada wanita yang memasuki usia lanjut atau mulai memasuki masa menopause. Sedangkan osteoporosis sekunder muncul akibat penyakit tertentu atau penggunaan obat-obatan tertentu yang mengganggu proses pembentukan tulang baru. Gejala osteoporosis sering tidak terasa pada tahap awal, namun ketika tulang mulai melemah, gejala seperti nyeri punggung, postur tubuh membungkuk, dan tulang mudah patah bisa muncul. Itulah mengapa penting untuk mencegah osteoporosis dengan menjaga kesehatan tulang sejak dini melalui pola makan sehat dan gaya hidup aktif. Jadi, selalu perhatikan kondisi tulang Anda untuk mencegah osteoporosis yang bisa berdampak serius bagi kesehatan Anda.