Rabu, 3 April 2024 – 03:00 WIB
Jakarta – Direktur Utama Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports, Faik Fahmi, mencurahkan isi hatinya soal beragam masalah serta berbagai tantangan di industri aviasi yang dihadapi saat ini.
Baca Juga :
InJourney Airports Targetkan Layani 7,97 Juta Penumpang di Mudik Lebaran 2024
Masalah-masalah tersebut antara lain seperti bandara yang belum terintegrasi, ketidakseimbangan trafik, rendahnya utilisasi, operasional pesawat yang kurang optimal, bandara kecil yang underutilized, serta transit overflying belum optimal.
Selain itu, ada pula masalah investasi yang tak seimbang, kondisi keuangan, penyertaan modal atau capex yang tinggi, pola kelola, koordinasi ekosistem yang kompleks, serta pesawat yang terbatas.
Baca Juga :
Target InJourney Airports Jadi Operator Bandara Terbesar Kedua di Dunia
“Karena itu, InJourney Airports hadir untuk menjawab tantangan tersebut dengan menjalankan misi utama,” kata Faik dalam ‘Media Gathering: Kupas Tuntas Bersama InJourney Airports’ di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa, 2 April 2024.
Baca Juga :
Garuda Indonesia Bakal Gabung ke InJourney Oktober 2024, Ini Harapan Dirut
Dia menjelaskan, misi utama yang dimaksudnya itu yakni meningkatkan konektivitas udara, mendukung pertumbuhan pariwisata Indonesia, memperbaiki kinerja keuangan bandara, serta meningkatkan cakupan serta kecepatan logistik udara dan memperbaiki customer service.
InJourney Airports mengelola 35 bandara yang mencakup wilayah Barat hingga Timur Indonesia. Dengan jumlah bandara itu, InJourney Airports melayani 615 rute domestik dan 192 rute internasional, dengan setidaknya memiliki kapasitas bandara mencapai 217 juta penumpang.
Dengan kekuatan 35 bandara yang dikelola perusahaan, InJourney Airports dapat dibilang menjadi wajah bangsa Indonesia. Berdasarkan data statistik Angkutan Udara pada 2019, bandara-bandara InJourney Airports melayani sekitar 170,45 juta penumpang atau 88,5 persen dari total trafik penumpang di seluruh bandara di Indonesia.
Melalui tantangan serta solusi yang diberikan, lanjut Faik, InJourney Airports diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat, maupun ekosistem Grup InJourney.
Bagi pemerintah, InJourney Airports dapat meningkatkan kontribusi pendapatan negara melalui dividen serta mendukung capaian visi “10 Bali Baru”. Sedangkan bagi masyarakat, InJourney Airports tentu dapat menjadi sarana konektivitas domestik dan internasional, memberikan experience kepada penumpang, serta berkontribusi meningkatkan cakupan dan kecepatan kargo.
Bagi ekosistem, InJourney Airports dapat mencapai skala global yakni sebagai nomor 5 operator bandara terbesar dunia pada 2023 dan nomor 2 terbesar pada 2045, meningkatkan profitabilitas, sumber dan posisi keuangan terintegrasi, serta kolaborasi efisien dalam ekosistem aviasi.
“Karena itu, kami hadir untuk menjawab tantangan industri aviasi Indonesia dan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kualitas layanan publik yang menjadi manfaat substansial bagi Indonesia,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Dengan kekuatan 35 bandara yang dikelola perusahaan, InJourney Airports dapat dibilang menjadi wajah bangsa Indonesia. Berdasarkan data statistik Angkutan Udara pada 2019, bandara-bandara InJourney Airports melayani sekitar 170,45 juta penumpang atau 88,5 persen dari total trafik penumpang di seluruh bandara di Indonesia.