Jumat, 26 April 2024 – 19:46 WIB
Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan keyakinannya bahwa tingkat inflasi di Indonesia akan semakin mereda ke depan. Hal ini seiring dengan penurunan harga beras pada kuartal II-2024.
Tren kenaikan inflasi yang dipengaruhi oleh sektor pangan, terutama dari sektor perberasan, diprediksi akan segera berakhir. Hal ini karena dimulainya musim panen di beberapa sentra produksi beras.
Selain itu, beras merupakan komoditas utama yang menyumbang inflasi dalam kategori volatile food (VF). Pada Maret 2024 lalu, inflasi VF mencapai 10,33 persen secara year-on-year (yoy), mengalami kenaikan dari bulan Februari di angka 8,47 persen.
Meskipun Kementerian Keuangan telah menetapkan target inflasi umum sebesar 2,8 persen (yoy) dalam asumsi ekonomi makro tahun 2024, namun kenyataannya inflasi pada bulan Maret meleset dari target yang ditetapkan Sri Mulyani.
“Inflasi tetap terkendali baik, headline inflation kita adalah di 3,05 persen per Maret, dan diperkirakan akan mengalami penurunan. Karena harga beras sudah mulai menunjukkan tren penurunan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Edisi April 2024, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 26 April 2024.
Dia juga menjelaskan bahwa harga rata-rata beras premium menunjukkan penurunan, dari titik puncaknya pada Februari 2024 hingga mencapai level Rp 15.415 per kilogram (kg).
“Diperkirakan pada 24 April 2024, harga beras tersebut turun menjadi Rp 14.765 per kg,” ujarnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani juga memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 bisa mencapai 5,17 persen. Hal ini didukung oleh konsumsi rumah tangga yang meningkat, meskipun tetap terkendala oleh kinerja perdagangan luar negeri yang terus mengalami kontraksi akibat dampak dari gejolak ekonomi global.
Namun, Sri Mulyani juga tetap waspada terhadap potensi turbulensi yang bisa terjadi sebagai akibat dari dinamika ekonomi global.