Senin, 29 April 2024 – 16:33 WIB
Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan salah satu penyebab hilirisasi di Indonesia masih sering dimanfaatkan oleh pihak asing. Hal itu karena sektor perbankan Tanah Air masih enggan memberikan pembiayaan yang mendukung investasi untuk hilirisasi.
Dia menyatakan bahwa diperlukan investasi yang cukup besar untuk melakukan hilirisasi di suatu sektor atau bidang. Bahlil juga menegaskan bahwa para pihak perbankan di Indonesia seharusnya terbuka untuk membiayai sektor hilirisasi tersebut.
“Selama perbankan kita tidak responsif sebagai bagian terpenting dalam mendapatkan peluang di sektor (hilirisasi) ini, pasti Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak,” kata Bahlil dalam konferensi pers Realisasi Investasi Kuartal I-2024, Senin, 29 April 2024.
Di sisi lain, Bahlil menyebut bahwa investor dalam negeri mungkin juga enggan mengambil kredit dari luar negeri. Karena Dana Hasil Ekspor (DHE) komoditasnya hanya untuk menyelesaikan cicilan pokok bunga dari negara asal pinjaman tersebut.
“Jika DHE ingin sepenuhnya dari produksi hilirisasi, perbankan harus mau membuka diri untuk memberikan kredit kepada nasabahnya,” ujarnya.
Diketahui, sebelumnya Bahlil juga telah melaporkan bahwa realisasi investasi kuartal I-2024 telah mencapai Rp 401,5 triliun, atau sekitar 24,3 persen dari target Rp 1.650 triliun di tahun 2024 ini.
“Realisasi investasi kuartal I-2024 sebesar Rp 401,5 triliun, atau tumbuh 9,8 persen dari kuartal IV-2023, dan tumbuh 22,1 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan kuartal I-2023,” kata Bahlil.
Dia mencatat bahwa dari realisasi tersebut, sebanyak Rp 197,1 triliun atau 49,1 persen berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), sedangkan Rp 204,4 triliun atau 50,9 persen dari Penanaman Modal Asing (PMA).
Bahlil menjelaskan bahwa dari segi wilayah, realisasi investasi di luar Pulau Jawa masih mendominasi investasi di kuartal I-2024 dengan porsi mencapai 50,1 persen atau setara dengan Rp 201 triliun.
“Dalam hal investasi di Pulau Jawa, tercatat sebesar Rp 200,5 triliun, atau setara dengan 49,9 persen dari total investasi kuartal I-2024,” ujar Bahlil.