Empat tahun setelah debut penuh mereka dengan “Pasca Falasi” yang meriah dan bingung-bingung, Satu Per Empat kembali dengan karya terbaru. Mereka setuju untuk membagi album penuh mereka menjadi 2 bagian – “Semoga Beruntung” (7/6/24) yang mencakup babak pertama dan “Nasib Buruk” yang akan mencakup babak kedua dan akan dirilis kemudian.
Berteman dan bermusik sejak usia 12 tahun, sekarang Satu Per Empat melanjutkan perjalanan mereka tanpa Riga. Meskipun hanya tinggal tiga anggota: Audi Adrianto (gitar), Bismo Triastirtoaji (vokal), dan Levi Stanley (drum) – mereka masih melihat fase baru ini sebagai bagian dari pendewasaan.
“Aduh, sangat sulit mencampuradukan diskusi karya ketika urusan di kehidupan kita masing-masing lebih mendominasi waktu dan energi. Proses keluarnya Riga dari band juga disebabkan oleh hal-hal tersebut, dan itu oke,” ungkap Audi.
Tema “untung-buntung” menjadi usaha mereka untuk mengurai segala kegelisahan di dalam pikiran masing-masing. Secara pribadi, kelahiran album ini menandai evolusi mereka ketika menghadapi krisis paruh baya menuju usia tiga puluh. Hal-hal ini akhirnya memengaruhi cara mereka melihat dan berkarya.
Sebagai audio engineer sekaligus manajer Satu Per Empat, Bayu Perkasa mengaku tidak berencana terlibat dalam penggarapan album ini, “Saya bilang kepada anak-anak, harus ada orang lain yang terlibat dalam pembuatan album ini. Akhirnya terpilihlah Enrico sebagai co-producer. Mereka teman sejak kecil, jadi langsung cocok. Bahkan sedikit perubahan yang dilakukan Enrico, tapi berdampak besar,” ungkap Bayu Perkasa yang akhirnya tetap terlibat sebagai juru mixing untuk album mereka.
Membuka diri untuk segala kesempatan yang datang, memastikan semuanya terasa dekat, dan bekerja dengan efisien menjadi mindset yang mereka sepakati untuk album ini. “Kami mencoba banyak hal baru dalam album ini. Mulai dari pendekatan dalam menciptakan lagu, artwork, bekerja dengan label baru, dan melibatkan produser,” ujar Levi.
Berbeda dari sebelumnya, Satu Per Empat mulai menerapkan proses jamming dan workshop bunyi dalam penggarapannya. Hal ini dibantu dengan keterlibatan sahabat kecil mereka, Enrico Octaviano (Lomba Sihir, MARTIALS/) sebagai co-producer.
Meskipun terdapat evolusi dalam bunyi produksi yang lebih ke arah pop-ish, Satu Per Empat tetap mempertahankan ciri khas mereka sebagai band alternative/rock yang dipacu oleh gitar. Menawarkan sesuatu yang menarik, mereka juga menambahkan elemen bunyi yang tidak biasa dalam karya mereka sebelumnya, seperti elemen musik elektronik. “Intinya, kami ingin terus berkembang, tidak ingin terjebak dengan apa yang kami ketahui sebelumnya,” ungkap Audi.
Enrico sendiri mengatakan bahwa secara sound dan aransemen, semua lagu Satu Per Empat terasa lebih straightforward dengan hook yang somewhat instant dan mudah diingat. Satu Per Empat setuju bahwa kali ini, mereka memiliki tujuan yang sebelumnya tidak pernah mereka pikirkan – yaitu agar lagu-lagu mereka lebih mudah dicerna dan didengarkan.
Dari segi visual, mereka menugaskan Juan Akbar (fotografer) untuk mewujudkan konsep tattoo yang dipilih sebagai representasi dari “untung-buntung”. Sejak tahun 2020, konsep tattoo, hitam-putih, dan dualitasnya menjadi pembicaraan dan tujuan mereka. Sebagai hasilnya, tubuh Bismo menjadi kanvas untuk tattoo yang diaplikasikan secara free-hand oleh Brama Mahasara.
“Banyak orang bertanya kepada kami, mengapa Satu Per Empat tidak menjadi besar padahal layak. Kami memiliki asumsi panjang, namun sampai sekarang kami tidak benar-benar tahu jawabannya. Seiring berjalannya waktu, kami setuju, bahwa pada waktu itu kami belum siap untuk apa pun – bukan masalah untung maupun buntung,” ungkap Bismo.
Kesempatan acak? Kerja keras? Campur tangan Ilahi? Kecerdasan? Karma masa lalu? Manifesting? Takdir? Apakah itu bagian dari cara kerja keberuntungan dan nasib buruk? Entahlah, mengaitkan pengalaman-pengalaman mereka dengan kedua hal tersebut bukanlah sesuatu yang harus dianggap serius sampai membuat kening berkerut.
Evolusi yang mereka alami membuat mereka setuju untuk terus mempertimbangkan optimisme tanpa mengesampingkan pesimisme sebagai cara untuk tetap waras. Hal-hal ini diwujudkan dalam lirik-lirik dalam 5 lagu di EP “Semoga Beruntung” antara lain:
– Nostos & Algia
– Klenik
– Realis
– !?!@^(!*
– Mati Tertawa
Tahun ini, Satu Per Empat berkolaborasi dengan Silver Records – label yang juga menaungi Jangar dan Milledenials dari Bali. Mulai Jumat, 7 Juni 2024 – EP “Semoga Beruntung” sudah dapat didengarkan di berbagai platform digital favorit Anda.