Jakarta (ANTARA) – Virus Monkeypox atau cacar monyet biasanya ditemukan dan menyebar di wilayah Afrika. Namun, virus ini mulai menjadi perhatian setelah terdeteksi masuk ke Indonesia. Bagaimana virus Monkeypox dapat masuk dan menyebar di Indonesia?
Kasus pertama Monkeypox di Indonesia terjadi pada tahun 2022 yang dialami oleh seorang pria berusia 27 tahun. Pasien ini memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, termasuk ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Perancis sebelum kembali ke Jakarta.
Setelah kembali, pada tanggal 11 Agustus, pasien mulai mengalami gejala awal Monkeypox. Gejala ini kemudian berkembang menjadi demam tinggi, pembesaran kelenjar getah bening, dan ruam di wajah, telapak tangan, kaki, dan alat kelamin. Pasien akhirnya melakukan konsultasi medis pada tanggal 18 Agustus dan dinyatakan positif terinfeksi virus Monkeypox.
Kementerian Kesehatan kemudian membuat pengumuman terkait masuknya virus Monkeypox ke Indonesia dan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang serta menjaga kebersihan diri. Hingga 17 Agustus 2024, terdapat 88 kasus Monkeypox di Indonesia, dengan 87 kasus telah sembuh.
Virus Monkeypox ini tercatat tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Riau. Ada dua jenis Clade Monkeypox yang ditemukan di Indonesia, yaitu Clade I dari Afrika Tengah dan Clade II dari Afrika Barat, masing-masing dengan karakteristik yang berbeda.
Masyarakat Indonesia dihimbau untuk tetap menjaga kebersihan dan melakukan langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari virus Monkeypox. Jika mengalami gejala yang mencurigakan, segera berkonsultasi dengan tim medis untuk mendapatkan perawatan yang tepat.