HomeLainnyaDampak Kebijakan Bappenas pada...

Dampak Kebijakan Bappenas pada Pertanian di Daerah Terpencil

Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor pertanian di daerah terpencil – Kebijakan Bappenas yang ditujukan untuk meningkatkan sektor pertanian di daerah terpencil memiliki dampak yang kompleks dan beragam. Di satu sisi, program-programnya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, namun di sisi lain, tantangan akses pasar dan infrastruktur menjadi penghambat utama dalam mencapai tujuan tersebut.

Artikel ini akan membahas bagaimana kebijakan Bappenas memengaruhi sektor pertanian di daerah terpencil, baik dari segi peningkatan produktivitas, kesejahteraan petani, hingga tantangan dan peluang yang dihadapi dalam implementasinya.

Kebijakan Bappenas dan Sektor Pertanian

Kebijakan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) memiliki peran penting dalam memajukan sektor pertanian di Indonesia, khususnya di daerah terpencil. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menjaga ketahanan pangan nasional.

Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor pertanian di daerah terpencil menjadi sorotan, khususnya dalam hal akses terhadap teknologi dan infrastruktur. Namun, Bappenas juga aktif dalam meningkatkan akses terhadap pendidikan di daerah terpencil, seperti yang terlihat dalam program Peran Bappenas dalam meningkatkan akses terhadap pendidikan di daerah terpencil.

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah terpencil, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap sektor pertanian. Dengan peningkatan pendidikan, diharapkan akan muncul generasi muda yang lebih terampil dan berpengetahuan dalam mengelola sektor pertanian, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing di masa depan.

Kebijakan Bappenas untuk Sektor Pertanian di Daerah Terpencil

Kebijakan Bappenas yang relevan dengan sektor pertanian di daerah terpencil meliputi:

  • Peningkatan Infrastruktur Pertanian:Kebijakan ini fokus pada pembangunan infrastruktur yang mendukung kegiatan pertanian seperti irigasi, jalan, dan gudang penyimpanan. Pembangunan infrastruktur ini bertujuan untuk mempermudah akses pasar, meningkatkan efisiensi produksi, dan mengurangi kerugian pascapanen.
  • Pengembangan Teknologi Pertanian:Bappenas mendorong penerapan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Ini termasuk penggunaan varietas unggul, pupuk dan pestisida yang tepat, serta mekanisasi pertanian.
  • Pemberdayaan Petani:Kebijakan Bappenas bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan petani melalui pelatihan, penyuluhan, dan akses terhadap informasi pasar. Pemberdayaan petani ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
  • Peningkatan Akses terhadap Modal:Kebijakan Bappenas berupaya untuk mempermudah akses petani terhadap modal usaha melalui program kredit usaha tani dan bantuan langsung tunai.
  • Pengembangan Pasar dan Jaringan Distribusi:Kebijakan ini fokus pada upaya untuk meningkatkan akses pasar bagi produk pertanian dari daerah terpencil melalui pengembangan pasar lokal, pengembangan sistem pemasaran online, dan pengembangan jaringan distribusi.

Dampak Kebijakan Bappenas terhadap Sektor Pertanian di Daerah Terpencil

Kebijakan Bappenas memiliki dampak positif dan negatif terhadap sektor pertanian di daerah terpencil. Berikut tabel yang menunjukkan beberapa dampaknya:

Dampak Positif Negatif
Produktivitas Meningkatnya produktivitas pertanian akibat penggunaan teknologi modern dan akses terhadap input yang lebih baik. Terbatasnya akses teknologi bagi sebagian petani di daerah terpencil.
Pendapatan Petani Meningkatnya pendapatan petani akibat produktivitas yang lebih tinggi dan akses pasar yang lebih baik. Terbatasnya akses pasar bagi sebagian petani di daerah terpencil, sehingga pendapatan tidak meningkat secara signifikan.
Kesejahteraan Petani Meningkatnya kesejahteraan petani akibat pendapatan yang lebih tinggi dan akses terhadap fasilitas sosial yang lebih baik. Terbatasnya akses terhadap fasilitas sosial di beberapa daerah terpencil, sehingga kesejahteraan tidak meningkat secara merata.
Ketahanan Pangan Meningkatnya produksi pangan di daerah terpencil, sehingga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Terbatasnya akses terhadap infrastruktur dan teknologi di beberapa daerah terpencil, sehingga produksi pangan tidak meningkat secara signifikan.

Program dan Skema dalam Kebijakan Bappenas untuk Meningkatkan Produktivitas Pertanian

Kebijakan Bappenas merancang berbagai program dan skema untuk meningkatkan produktivitas pertanian di daerah terpencil, antara lain:

  • Program Pengembangan Infrastruktur Pertanian:Program ini meliputi pembangunan jaringan irigasi, jalan, dan gudang penyimpanan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi kerugian pascapanen.
  • Program Pengembangan Teknologi Pertanian:Program ini fokus pada penerapan teknologi pertanian modern seperti varietas unggul, pupuk dan pestisida yang tepat, serta mekanisasi pertanian. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi.
  • Program Pemberdayaan Petani:Program ini meliputi pelatihan, penyuluhan, dan akses terhadap informasi pasar. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan petani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
  • Program Kredit Usaha Tani:Program ini menyediakan akses terhadap modal bagi petani untuk mengembangkan usaha pertanian mereka. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap modal dan meningkatkan produktivitas pertanian.
  • Program Bantuan Langsung Tunai:Program ini memberikan bantuan langsung tunai kepada petani untuk membantu mereka dalam mengembangkan usaha pertanian mereka. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Dampak Kebijakan terhadap Peningkatan Produktivitas

Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor pertanian di daerah terpencil

Kebijakan Bappenas memiliki peran penting dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian di daerah terpencil. Melalui berbagai program dan strategi, Bappenas berupaya untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh para petani di daerah terpencil, seperti akses pasar, infrastruktur, dan teknologi.

Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor pertanian di daerah terpencil menjadi sorotan, terutama dalam hal akses terhadap teknologi dan sumber daya. Namun, di sisi lain, upaya Bappenas dalam meningkatkan akses terhadap pendidikan berkualitas juga menjadi fokus evaluasi. Evaluasi program Bappenas dalam meningkatkan akses terhadap pendidikan berkualitas ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap sektor pertanian, khususnya di daerah terpencil, dengan mencetak generasi penerus yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memajukan sektor pertanian.

Meningkatkan Akses Pasar dan Infrastruktur

Salah satu fokus kebijakan Bappenas adalah meningkatkan akses pasar bagi produk pertanian dari daerah terpencil. Hal ini dilakukan dengan membangun infrastruktur yang memadai, seperti jalan, jembatan, dan gudang penyimpanan, serta mendorong pengembangan pasar lokal dan regional.

Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor pertanian di daerah terpencil, seperti akses terhadap pupuk dan teknologi, berpotensi memicu perubahan signifikan dalam produksi pangan. Namun, dampak serupa juga dirasakan di sektor kelautan dan perikanan. Kebijakan Bappenas, seperti peningkatan infrastruktur pelabuhan dan pengembangan teknologi penangkapan ikan, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor ini.

Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor kelautan dan perikanan ini bahkan dapat berdampak positif terhadap sektor pertanian di daerah terpencil, terutama melalui peningkatan akses pasar dan diversifikasi mata pencaharian bagi masyarakat pesisir.

  • Pembangunan jalan dan jembatan di daerah terpencil memungkinkan para petani untuk mengangkut hasil panen mereka ke pasar dengan lebih mudah dan efisien. Hal ini membantu mengurangi biaya transportasi dan meningkatkan pendapatan petani.
  • Bappenas juga mendorong pembangunan gudang penyimpanan di daerah terpencil untuk menjaga kualitas hasil panen dan memperpanjang masa simpan. Dengan adanya gudang penyimpanan, para petani dapat menjual hasil panen mereka secara bertahap dan mendapatkan harga yang lebih baik.
  • Selain itu, Bappenas juga mendukung pengembangan pasar lokal dan regional untuk menyerap hasil panen dari daerah terpencil. Program ini bertujuan untuk memperkuat jaringan pemasaran dan meningkatkan nilai jual produk pertanian lokal.

Peran Teknologi dalam Meningkatkan Produktivitas

Bappenas menyadari pentingnya peran teknologi dalam meningkatkan produktivitas pertanian di daerah terpencil. Kebijakan Bappenas mendorong penerapan teknologi modern, seperti sistem informasi pasar, sistem irigasi cerdas, dan penggunaan pupuk organik, untuk membantu para petani meningkatkan efisiensi dan hasil panen.

Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor pertanian di daerah terpencil menjadi sorotan, khususnya terkait akses terhadap pupuk dan teknologi. Namun, tidak hanya sektor pertanian yang merasakan efeknya, sektor perikanan di daerah terpencil juga merasakan dampaknya. Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor perikanan di daerah terpencil bervariasi, mulai dari peningkatan akses terhadap alat tangkap hingga dukungan terhadap pemasaran hasil tangkapan.

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan di daerah terpencil, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Sejalan dengan hal ini, kebijakan Bappenas di sektor pertanian juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, sehingga secara keseluruhan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah terpencil.

  • Sistem informasi pasar membantu para petani untuk mendapatkan informasi terkini tentang harga komoditas di berbagai pasar. Dengan informasi ini, para petani dapat menentukan waktu yang tepat untuk menjual hasil panen mereka dan mendapatkan harga terbaik.
  • Sistem irigasi cerdas membantu para petani untuk mengoptimalkan penggunaan air dan mengurangi pemborosan. Sistem ini memungkinkan para petani untuk memantau kondisi tanah dan tanaman secara real-time dan mengatur aliran air secara efisien.
  • Penggunaan pupuk organik membantu para petani untuk meningkatkan kualitas tanah dan mengurangi penggunaan pupuk kimia. Pupuk organik lebih ramah lingkungan dan dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit.

Dampak Kebijakan terhadap Kesejahteraan Petani: Dampak Kebijakan Bappenas Terhadap Sektor Pertanian Di Daerah Terpencil

Kebijakan Bappenas yang dirancang untuk meningkatkan sektor pertanian di daerah terpencil memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan para petani. Program-program yang tertuang dalam kebijakan tersebut tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga kualitas hidup para petani melalui akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan kesehatan.

Perubahan Signifikan dalam Pendapatan dan Kualitas Hidup

Kebijakan Bappenas telah berhasil meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup para petani di daerah terpencil. Hal ini terlihat dari beberapa indikator, seperti peningkatan produktivitas hasil panen, akses terhadap pasar yang lebih luas, dan peningkatan nilai jual hasil pertanian. Selain itu, program-program yang dirancang dalam kebijakan tersebut juga telah membantu para petani dalam meningkatkan kualitas hidup mereka melalui akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan kesehatan.

Indikator Sebelum Kebijakan Bappenas Setelah Kebijakan Bappenas
Pendapatan rata-rata petani Rp. 1.000.000,-/bulan Rp. 1.500.000,-/bulan
Tingkat pendidikan petani SD/SMP SMA/SMK
Akses terhadap layanan kesehatan Terbatas Meningkat

Program Peningkatan Akses Pendidikan dan Kesehatan

Kebijakan Bappenas menitikberatkan pada peningkatan kualitas hidup petani melalui akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan kesehatan. Program-program yang dirancang untuk mencapai tujuan ini meliputi:

  • Program Beasiswa Pendidikan: Memberikan kesempatan bagi anak-anak petani untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
  • Program Penyuluhan Pertanian: Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola lahan dan meningkatkan hasil panen.
  • Program Posyandu dan Puskesmas Keliling: Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dasar bagi petani di daerah terpencil.

Tantangan dan Peluang dalam Implementasi Kebijakan

Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor pertanian di daerah terpencil

Implementasi kebijakan Bappenas di sektor pertanian daerah terpencil menghadapi tantangan unik yang membutuhkan strategi khusus untuk mencapai hasil yang optimal. Tantangan ini tidak hanya berkaitan dengan kondisi geografis yang sulit, tetapi juga aksesibilitas, infrastruktur, dan kapasitas sumber daya manusia.

Tantangan Implementasi Kebijakan, Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor pertanian di daerah terpencil

Tantangan utama dalam implementasi kebijakan Bappenas di sektor pertanian daerah terpencil dapat diidentifikasi sebagai berikut:

  • Aksesibilitas dan Infrastruktur Terbatas:Daerah terpencil seringkali memiliki aksesibilitas yang terbatas, baik dalam hal transportasi maupun komunikasi. Infrastruktur yang kurang memadai, seperti jalan yang rusak dan jaringan internet yang lemah, menghambat distribusi bantuan, informasi, dan teknologi pertanian.
  • Keterbatasan Sumber Daya Manusia:Kurangnya tenaga ahli dan profesional di bidang pertanian di daerah terpencil menjadi kendala dalam mengimplementasikan program dan teknologi baru. Hal ini juga terkait dengan kurangnya akses terhadap pendidikan dan pelatihan yang memadai.
  • Ketidakpastian Iklim:Daerah terpencil rentan terhadap perubahan iklim yang dapat menyebabkan kekeringan, banjir, dan bencana alam lainnya. Ketidakpastian iklim ini membuat sulit untuk merencanakan dan menjalankan program pertanian secara efektif.
  • Rendahnya Pendapatan Petani:Petani di daerah terpencil seringkali memiliki pendapatan yang rendah, sehingga sulit bagi mereka untuk berinvestasi dalam teknologi baru dan meningkatkan produktivitas.
  • Kurangnya Akses Pasar:Akses pasar yang terbatas untuk produk pertanian menjadi kendala dalam meningkatkan pendapatan petani. Jarak yang jauh ke pusat pemasaran dan kurangnya infrastruktur penyimpanan dan pengolahan menjadi faktor penghambat.

Optimasi Kebijakan untuk Mengatasi Tantangan

Untuk mengatasi tantangan tersebut, kebijakan Bappenas dapat dioptimalkan dengan langkah-langkah berikut:

  • Peningkatan Aksesibilitas dan Infrastruktur:Pemerintah perlu memprioritaskan pembangunan infrastruktur di daerah terpencil, termasuk jalan, jembatan, dan jaringan internet. Hal ini akan mempermudah akses ke sumber daya, informasi, dan pasar.
  • Pengembangan Sumber Daya Manusia:Program pelatihan dan pendidikan yang spesifik untuk sektor pertanian di daerah terpencil perlu ditingkatkan. Pemberian beasiswa dan pelatihan teknis dapat membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani.
  • Strategi Adaptasi Iklim:Pemerintah perlu mengembangkan strategi adaptasi iklim yang efektif untuk membantu petani mengatasi dampak perubahan iklim. Ini dapat mencakup program diversifikasi tanaman, penggunaan varietas tahan kekeringan, dan sistem irigasi yang lebih efisien.
  • Dukungan Ekonomi:Program bantuan keuangan dan subsidi untuk petani di daerah terpencil dapat membantu mereka berinvestasi dalam teknologi baru dan meningkatkan produktivitas. Program asuransi pertanian juga dapat memberikan jaminan pendapatan bagi petani yang terdampak bencana alam.
  • Pengembangan Pasar:Pemerintah perlu membangun pasar dan sistem distribusi yang lebih baik untuk produk pertanian di daerah terpencil. Hal ini dapat mencakup program pengolahan dan pengemasan produk, serta pengembangan rantai pasokan yang lebih efisien.

Rekomendasi Konkret

Beberapa rekomendasi konkret untuk meningkatkan efektivitas kebijakan Bappenas dalam mendukung sektor pertanian di daerah terpencil:

  • Mendorong kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat:Kemitraan ini dapat membantu dalam pendanaan, transfer teknologi, dan pengembangan pasar.
  • Peningkatan akses terhadap informasi dan teknologi:Program pelatihan dan penyuluhan yang terintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu petani mengakses informasi terbaru tentang teknik budidaya, pasar, dan peluang bisnis.
  • Pemberdayaan kelompok tani:Pembentukan dan pembinaan kelompok tani dapat membantu petani untuk meningkatkan akses terhadap sumber daya, teknologi, dan pasar.
  • Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi yang efektif:Sistem ini dapat membantu dalam memantau dampak kebijakan dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan.

Ulasan Penutup

Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor pertanian di daerah terpencil

Kebijakan Bappenas memegang peranan penting dalam memajukan sektor pertanian di daerah terpencil. Tantangan dalam implementasi kebijakan ini dapat diatasi dengan optimalisasi program dan sinergi dengan berbagai pihak. Dengan langkah-langkah yang tepat, sektor pertanian di daerah terpencil dapat berkembang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor pertanian di daerah terpencil menjadi sorotan, terutama dalam hal akses teknologi dan infrastruktur. Kesenjangan akses ini berpotensi memperburuk ketimpangan sosial, yang menjadi fokus kajian Bappenas dalam strategi mereka. Kajian tentang strategi Bappenas dalam mengatasi ketimpangan sosial tersebut diharapkan dapat melahirkan solusi untuk meminimalisir kesenjangan, termasuk di sektor pertanian di daerah terpencil.

Hal ini penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah.

Berita populer

Semua Berita

KAI Bantu UMKM Dapatkan Sertifikat Halal dan HKI!

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekonomi kerakyatan...

Baru Sekarang: Single Debut DRM4 yang Memperkuat Energi Persahabatan

DRM4, sebuah band pendatang baru asal Bekasi, telah memulai perjalanan musik...

Profil 9 Istri Presiden Soekarno: Siapa Saja Mereka?

Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, merupakan tokoh besar yang berperan penting...

Harga Emas Terbaru di Galeri 24, Antam dan UBS Hari Ini

Harga emas pada hari ini, Minggu 21 September 2025, menunjukkan kenaikan...

Baca Sekarang

KAI Bantu UMKM Dapatkan Sertifikat Halal dan HKI!

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekonomi kerakyatan dengan membantu ratusan UMKM dalam memperoleh sertifikasi halal, BPOM, dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) melalui program Kick Off Sertifikasi UMKM. Lebih dari 200 UMKM binaan PT KAI difasilitasi dalam kegiatan ini, sebagai langkah strategis perusahaan untuk...

Baru Sekarang: Single Debut DRM4 yang Memperkuat Energi Persahabatan

DRM4, sebuah band pendatang baru asal Bekasi, telah memulai perjalanan musik mereka dengan merilis single perdana berjudul “Baru Sekarang”. Lagu ini menampilkan ciri khas pop punk yang energik, dengan riff gitar tajam, beat cepat, dan chorus yang mudah diingat. Selain sebagai pengenalan diri, single ini juga merupakan...

Profil 9 Istri Presiden Soekarno: Siapa Saja Mereka?

Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, merupakan tokoh besar yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Namanya selalu terdapat dalam sejarah bangsa Indonesia sebagai sosok yang penuh wibawa dan kegigihan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Namun, di balik kiprahnya sebagai pemimpin, Soekarno juga dikenal karena kisah cintanya yang melibatkan sembilan wanita...

Harga Emas Terbaru di Galeri 24, Antam dan UBS Hari Ini

Harga emas pada hari ini, Minggu 21 September 2025, menunjukkan kenaikan harga untuk produk emas dari UBS, Galeri 24, dan Antam. Harga emas Antam naik menjadi Rp2.212.000 per gram dari sebelumnya hanya Rp2.178.000, sedangkan emas Galeri 24 juga mengalami kenaikan menjadi Rp2.112.000 dari harga sebelumnya Rp2.081.000 per...

Album Reforge To Be Stronger Menghadirkan Semangat Baru

Chestier Belt, band hardcore asal Bali, merilis album penuh bertajuk ‘Reforge To Be Stronger’ di akhir tahun 2025. Album ini menandai titik balik bagi band ini, dengan sembilan trek yang siap mengguncang dunia musik hardcore. Meskipun sang vokalis tinggal di Australia, tantangan ini tidak menghentikan langkah Chestier...

Ratusan Unit Rusun Eks Pejuang Timor-Timur Kini Dihuni

Pada Sabtu, 20 September 2025, sebanyak 324 unit rumah khusus untuk para eks pejuang Timor-Timur telah dihuni, termasuk 130 hunian yang dibangun oleh PT Brantas Abipraya (Persero). Proses penyerahan sertifikat Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dilakukan sebagai tanda siap huni kepada para warga. Lokasi hunian ini berada...

Menyelami Alzheimer: Memahami Penyakit Otak di Usia Lanjut

Penyakit Alzheimer menjadi sorotan dunia medis karena pengidapnya yang terus bertambah. Menurut Global Dementia Observatory (GDO) pada 2019, ada 55,2 juta orang dengan demensia, perkiraan jumlah ini akan mencapai 78 juta pada 2030 dan 139 juta pada 2050. Kenaikan terbesar akan terjadi di negara berpendapatan rendah dan...

Mark Webber: Sejarah 40 Tahun Perjalanan Band

Mark Webber, gitaris Pulp, telah mengumumkan rangkaian tur buku di Inggris untuk bukunya yang berjudul “I’m With Pulp – Are You?”. Tur ini akan memberikan pengalaman diskusi langsung dalam format “in conversation” bagi para penggemar band asal Sheffield tersebut. Buku “I’m With Pulp – Are You?” dirilis...

Pasokan BBM Terkendali untuk Nelayan dan Petani: Jaminan Keamanan

Stok dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang cukup dan terkendali adalah jaminan untuk memenuhi kebutuhan petani dan nelayan. Anggota Komisi IV DPR RI, Eko Wahyudi, menegaskan bahwa kelangkaan di beberapa SPBU swasta disebabkan oleh masalah manajemen 'supply chain' yang tidak sesuai dengan kuota dan terlalu...

Breakup Shoes Siap Merilis ‘Standing Still’ Dengan Single “Malaise”

Breakup Shoes, sebuah kuartet indie rock/alternatif asal Phoenix, Arizona, tengah bersiap-siap untuk merilis album penuh keempat yang berjudul ‘Standing Still’ pada bulan depan. Album ini akan menyusul kesuksesan rilisan sebelumnya pada tahun 2023 yang bertajuk ‘The Death of Everything Worrisome’, serta menandai babak baru dalam perjalanan mereka...

BTN Syariah Perkuat Layanan di Aceh, Siap Transformasi BSN

BTN Syariah berencana untuk meningkatkan jaringan kantor di Provinsi Aceh sebagai bagian dari rencana transformasi bisnisnya menjadi Bank Syariah Nasional (BSN). Saat ini, BTN Syariah telah memiliki 110 jaringan kantor di seluruh Indonesia dan akan menambah 2 kantor di Aceh, yaitu di Meulaboh dan Langsa. Langkah ini...

5 Kiat Cegah Osteoporosis Agar Tulang Tetap Kuat

Osteoporosis adalah kondisi yang disebabkan oleh kerusakan jaringan tulang, menyebabkan penipisan dan penurunan massa tulang yang dapat meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Meskipun banyak orang mengira osteoporosis hanya terjadi pada usia lanjut, faktanya kondisi ini bisa muncul kapan saja karena perkembangan tulang yang tidak optimal. Bagian-bagian tubuh yang...