Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan kenaikan pinjaman Buy Now Pay Later (BNPL) atau PayLater oleh perusahaan pembiayaan menjelang Lebaran Idul Fitri 2025. Peningkatan ini juga diharapkan terjadi di pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman daring. Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, menunjukkan bahwa outstanding pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan mengalami kenaikan menjelang Lebaran pada tahun sebelumnya. Proyeksi tersebut didasarkan pada tren peningkatan permintaan pembiayaan BNPL oleh PP dan Pindar menjelang Lebaran tahun ini. Agusman berharap peningkatan ini dapat terkendali untuk menghindari peningkatan NPF di masa mendatang. Data dari OJK menunjukkan bahwa pada April 2024 atau menjelang Lebaran, outstanding pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan naik sebesar 31,45 persen year on year (yoy), sementara pembiayaan industri pinjaman daring juga menguat sebesar 24,16 persen secara yoy. Pertumbuhan ini dipicu oleh tingginya permintaan masyarakat dalam transaksi digital, terutama pembelian produk melalui e-Commerce. Pada Januari 2025, pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan meningkat sebesar 41,9 persen yoy, dengan NPF gross sebesar 3,37 persen, sedangkan industri fintech lending/pindar menunjukkan pertumbuhan 29,94 persen yoy dengan nominal sebesar Rp 78,50 triliun. Tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) tetap stabil. Proyeksi ini menunjukkan bahwa pembiayaan BNPL dan pinjaman daring akan terus meningkat menjelang Lebaran Idul Fitri 2025.