Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang diperkenalkan oleh pemerintah dianggap sebagai langkah positif untuk meningkatkan gizi generasi masa depan. Namun, kemunculan insiden keracunan makanan massal setelah program ini diluncurkan menyoroti kekurangan dalam hal keamanan pangan. Keamanan pangan adalah aspek penting untuk memastikan makanan yang dikonsumsi aman dan tidak membahayakan kesehatan. Meskipun kekhawatiran masyarakat meningkat setiap kali kasus keracunan makanan terjadi, perhatian tersebut sering kali bersifat sementara dan tidak tuntas. Seharusnya, keamanan pangan menjadi bagian integral dari upaya membangun ketahanan pangan, termasuk melalui pendidikan formal untuk masyarakat.
Kasus keracunan makanan dan masalah lain yang disebabkan oleh konsumsi pangan yang tidak aman adalah hal yang lumrah sebelum program MBG. Pola ini menunjukkan bahwa masih ada masalah sistemik yang perlu diatasi secara komprehensif. Pengawasan saja tidak cukup, perlunya perubahan perilaku masyarakat dan kesadaran yang lebih tinggi terkait keamanan pangan. Meskipun regulasi mengenai keamanan pangan telah ada dalam Undang-Undang Pangan dan peraturan pemerintah, namun kurangnya literasi keamanan pangan di masyarakat masih menjadi tantangan.
Beberapa negara seperti Inggris dan Australia telah menunjukkan bahwa pendidikan efektif dalam membangun kesadaran kolektif tentang keamanan pangan. Di Indonesia, inisiatif seperti program Klub POMPI dari BPOM menunjukkan potensi yang sama, tetapi program ini harus terintegrasi dengan sistem pendidikan nasional untuk mencapai hasil yang optimal. Ketidakmampuan mengintegrasikan pendidikan formal tentang keamanan pangan dapat berdampak jangka panjang, terutama terkait kesiapan generasi muda dalam sektor pangan.
Kerugian akibat keracunan makanan tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan, namun juga ekonomi. Mengintegrasikan pendidikan keamanan pangan ke dalam kurikulum dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia dan mengurangi pemborosan pangan. Pendidikan ini juga dapat membentuk perilaku bertanggung jawab dalam mengelola makanan, sehingga melahirkan konsumen bijak dan pelaku usaha yang kompeten. Oleh karena itu, mendidik masyarakat sejak dini tentang keamanan pangan sangat penting untuk mencegah kerugian yang berulang dan membangun budaya keamanan pangan di Indonesia.