Gempa megathrust merupakan sebuah kejadian gempa bumi yang terjadi di Indonesia dan telah tercatat dalam sejarah sejak abad ke-18. Gempa megathrust berasal dari zona megathrust, di mana “mega” berarti besar dan “thrust” berarti sesar sungkup. Zona megathrust terletak di perbatasan antara kerak benua dan kerak samudra.
Zona megathrust telah ada sejak jutaan tahun yang lalu ketika rangkaian busur kepulauan Indonesia terbentuk. Zona ini merupakan sumber gempa yang berpotensi memicu gempa kuat dan tsunami karena merupakan perbatasan antar-lempeng tektonik bumi.
Lempeng samudra yang menunjam di bawah lempeng benua membentuk medan tegangan pada bidang kontak antar lempeng, yang kemudian dapat menyebabkan gerakan tiba-tiba dan memicu gempa. Gerakan ini dapat membuat bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra terdorong naik, yang kemudian memicu tsunami.
Indonesia dikelilingi oleh 13 zona megathrust, termasuk zona megathrust di Selat Sunda di sebagian Selatan Jawa-Bali dan zona megathrust Mentawai-Siberut di Barat Sumatera. Beberapa gempa besar di Indonesia seperti gempa 1903, 1921, 1937, 1981, 1994, 2006, 2009, 1780, 1859, dan 1943 berasal dari zona megathrust Selatan Jawa, sementara zona megathrust Mentawai-Siberut telah menyebabkan beberapa gempa sejak abad ke-18 hingga saat ini.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut dianggap sebagai potensi kosong gempa besar yang berlangsung selama ratusan tahun. Kedua zona ini memiliki potensi melepaskan energi gempa signifikan dengan magnitudo yang mencapai 8,7 hingga 8,9.
Para ahli mengingatkan bahwa seismic gap ini perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan gempa besar kapan saja. Oleh karena itu, peneliti terus memantau zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebagai upaya untuk memitigasi dampak dari potensi gempa besar di masa depan.